JAKARTA – Sebanyak 150 ribu guru honorer SD terancam diberhentikan. Hal tersebut diprediksi oleh Ketum DPP Forum Honorer Nonkategori Dua Indonesia (FHNK2I) Raden Sutopo Yuwono.
Hal tersebut diprediksi karena masuknya peserta besertifikasi pendidik (beserdik) juga guru honorer negeri di SMP dan SMA. Sutopo menyebutkan saat ini guru honorer di SD negeri benar-benar terpuruk.
Mereka sudah mengikuti tes PPPK guru tahap 1 dan 2, tetapi tidak lulus formasi.
“Saya melihat sendiri bagaimana kondisi kawan-kawan guru honorer di SD negeri, termasuk istri saya. Mereka sangat galau karena mereka harus meninggalkan sekolahnya,” katanya.
Sutopo mengkhawatirkan ketika mereka melamar di sekolah lain, masa kerjanya tidak dihitung lagi. Kalau sudah begitu yang rugi guru honorer sendiri.
Sebab, jika ada rekrutmen PPPK 2022 dan guru honorer negeri diberikan afirmasi, yang sudah pindah dikhawatirkan tidak mendapatkan kebijakan khusus itu.
Sutopo menambahkan, dari data yang sementara mereka kumpulkan menunjukkan, guru honorer tersebut paling terdampak rekrutmen PPPK tahap 1 dan 2, sedangkan guru honorer di SMP dan SMA dampaknya lebih kecil.
Mereka diserang dua arah. Dari guru honorer SMP/SMA dan guru swasta.
“Teman-teman terjepit, formasi PPPK di SD diisi oleh guru-guru di luar sekolah induk. Saya prihatin sekali,” ujarnya
Dia berharap pengumuman hasil pascasanggah PPPK guru tahap 2 akan mempertimbangkan masalah guru honorer tersebut. Jangan sampai mereka malah jadi korban. (jpnn/ran)