JAKARTA – Selama tujuh hari terakhir, terjadi lonjakan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, bahkan memecahkan rekor tertinggi sejak pertama kali WHO menyatakan pandemi pada maret 2020 lalu. Jika hal ini dibiarkan, maka bisa terjadi tsunami Omicron diseluruh dunia.
Penularan varian Omicron menjadi pemicu kasus COVID-19 di berbagai negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sebanyak 6.550.000 kasus yang terjadi hanya dalam kurun waktu tujuh hari.
Tepatnya 22 hingga 28 Desember 2021. WHO khawatir akan terjadi Tsunami COVID-19. Angka 6.550.000 kasus dalam tujuh hari tersebut merupakan yang tertinggi sejak WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada Maret 2020 lalu.
Lonjakan tertinggi terjadi di Prancis, Denmark dan Amerika Serikat. Bahkan, negeri Paman Sam itu mencatatkan rekor 512.000 dalam sehari.
“Virus COVID-19 menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Delta dan Omicron kini menjadi ancaman ganda yang dapat meningkatkan kasus hingga menyentuh rekor tertinggi. Selain itu, menyebabkan rawat inap dan kematian. Saya khawatir Omicron, yang sangat menular dan menyebar bersama Delta dapat menyebabkan kasus tsunami. Ini yang harus diwaspadai,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (30/12).
Dengan mempertimbangkan dugaan tambahan kematian terkait Corona, WHO memperkirakan total kematian secara global bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat lebih banyak.
Beberapa negara agar berbagi vaksin secara lebih adil. Menurutnya, prioritas vaksin booster di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan vaksin.
WHO, lanjutnya, mendesak semua negara agar mencapai 70 persen vaksinasi pada pertengahan 2022. Hal ini dinilai akan membantu menciptakan masa-masa kritis pandemi COVID-19. (rh/sirip)