Sekolah Alam Bandung Terapkan 70 Persen Eksplorasi

BANDUNG – Pendidikan harus selaras dengan tujuan pencipta manusia. Pendidikan berkonsep bahwa manusia diciptakan untuk beribadah dengan Tuhan dan memerilarah bumi. Sehingga sekolah menerapkan bahwa siswa harus dibekali dengan tujuan tersebut.

Hal itu diungkapkan Manajer Humas Sekolah Alam Bandung, Alimul H Sukarno kepada Jabar Ekspres saat menjelaskan filosofi sekolah.

”Dengan filosofi itu, kita membuat lima pilar kurikulum,” ungkap Alimul, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/12).

Dia mengatakan pilar yang pertama adalah Akhlakul Karimah. Yang berisikan pembelajaran sikap atau adab sebagai manusia di lingkungan.

Pilar yang kedua falsafah ilmu pengetahuan. Falsafah ini memberikan pembelajaran sesuai umur dan kebutuhan siswa.

Pilar ketiga, yaitu Leadership. Leadership membuat siswa mampu mengembangkan keterampilan pada lidersip.

”Tidak semua siswa pintar pada akademik dan ada juga pada keahlian dalam memimpin. Sehingga adanya pilar leadership,” terangnya.

Sementara untuk pilar keempat adalah kewirausahaan. Dalam pembelajarannya, siswa diajarkan untuk berjualan.

”Proses belajarnya dari membuat produk hingga memasarkan,” ujarnya.

”Sekolah mempunyai program market day untuk memfasilitasi keterampilan dalam berwirausaha,” imbuhnya.

Sementara Pilar kelima adalah Green Lifestyle, yang mengajarkan siswa untuk menjaga lingkungan. Dia juga menambahkan memberikan pembelajaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan.

”Lima pilar inilah yang menjadi gambaran umum sekolah kami,” jelasnya.

Menurutnya, pembelajaran melihat kemampuan siswa dan permasalahan lingkungan yang ada di masyarakat. Dia menilai, pentingnya dalam memahami siswa dan tidak lepas dengan memberikan pembelajaran sesuai tujuan dari manusia diciptakan.

”Moto sekolah alam Bandung adalah Belajar, bermain dan berpetualang,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam pelaksanaannya siswa melaksanakan pembelajaran secara 70 persen eksplorasi alam dan 30 persen literasi.

”Belajar sambil mengeksprolari alam agar siswa dapat mencintai alam dan belajar menjadi menyenangkan. Kalau belajar di ruangan akan membuat siswa bosan,” bebernya.

Sehingga, lanjutnya, belajar sambil melihat alam sekitar merupakan solusi untuk belajar.

”Belajar tidak harus di ruangan, tetapi di sungai, di tempat apa pun bisa belajar,” ucapnya.

Selain itu, siswa juga belajar dengan sistem mata pembelajaran yang di gabungkan atau kombinasi.

Tinggalkan Balasan