CIMAHI – Hingga saat ini sampah menjadi salah satu permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi. Pasalnya, dari hampir 300 ton timbunan sampah yang dihasilkan per hari, baru 200 ton saja yang bisa diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sehingga dalam satu hari ada tumpukan sampah 100 ton yang tercecer di Cimahi karena tak terangkut.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cimahi Enang Syahri Lukmansyah mengaku riskan melihat keadaan tersebut. Pasalnya jika per hari 100 ton yang tak terangkut, maka dalam satu bulan ada 3.000 ton sampah yang menumpuk di Kota Cimahi.
“Bisa dibayangkan bakal seperti apa kota ini. Apalagi Cimahi kan kecil,” kepada wartawan di Kantor DPD Partai NasDem Kota Cimahi, Jalan Sangkuriang Cimahi Utara, Rabu (29/12).
Salah satu upaya dalam menyelesaikan masalah, maka harus ada sinergitas dan komitmen bersama antara pihak Pemkot dengan warga Cimahi.
“Jadi mulai dari warga, RT, RW se Kota Cimahi ikut mencari jalan keluar untuk masalah ini. Misalnya, warga harus mau memilah sampah sebelum dibuang,” terangnya.
Tidak hanya itu, lanjut Enang, warga dan pemerintah juga harus mencari cara agar sampah itu bernilai ekonomis. Sehingga bisa membantu keuangan warga dan juga membantu mengurangi anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk membuang sampah itu.
“Kalau dihitung masalah anggaran berkaitan dengan tiping fee ke TPA, cost pengangkutan dalam APBD sebesar Rp 20 Miliar ke Sarimukti, apalagi rencananya 2023 akan pindah ke TPA Legok nangka, otomatis cost anggarannya akan lebih terasa tinggi lagi, kira-kira sebesar Rp 42 Miliar, karena jarak tempuhnya sangat jauh,” jelasnya.
“Jadi mau atau tidak, suka atau tidak kita semua harus mulai mengurangi sampah,” imbuhnya.
Enang sendiri mengaku pernah turun kelapangan untuk melihat langsung masalah sampah ini.
“Saya ke Puri Cipageran, banyaknya sampah disana, mulai dari sampah rumah tangga, sampah pasar, hingga sampah tempat rekreasi ada menumpuk di sana,” bebernya.
Dia pun berharap semua warga Cimahi yang berjumlah 300 ribu Kepala Keluarga diberikan tempat pemilahan sampah untuk memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik.