PALANGKARAYA – Dua terduga teroris jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) diringkus tim Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror Polri di wilayah Kalimantan Selatan, Rabu (22/12) kemarin.
“Update penangkapan tersangka teroris, benar Densus 88 Antiteror telah melakukan penangkapan dua tersangka teroris di Kalsel jaringan JAD,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ramadhan di Jakarta, Rabu (22/12) malam.
Ramadhan belum mengungkapkan identitas kedua terduga teroris yang ditangkap di Kalsel, termasuk peran keterlibatannya dalam tindak pidana terorisme. “Keduannya ditangkap hari ini,” ucap dia.
Sebelumnya, Ramadhan mengatakan Densus 88 Antiteror Polri melakukan pengembangan jaringan teroris di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menangkap tiga terduga teroris JAD.
Tiga terduga teroris JAD Kalimantan Tengah itu ditangkap pada tanggal 21 Desember dan 22 Desember.
Satu terduga teroris teridentifikasi berinisal MS, ditangkap sebuah hotel Hawai, Kota Palangkaraya, Selasa (21/12).
“Pengembanagan jaringan terorisme kemarin Densus 88 Antiteror Polri telah melakuan penangkapan terhadap tiga orang tersangka yang mana ketiga tersangka tersebut merupakan bagian dari jaringan terorisme JAD,” tutur Ramadhan.
Dalam sebulan terakhir Densus 88 telah mengamankan puluhan terduga teroris di sejumlah wilayah. Tercatat, ada sembilan orang diamankan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), satu orang di Sumatera Selatan (Sumsel), dan empat lainnya di Kepulauan Riau.
Kemudian, lima tersangka lain teroris jaringan JI ditangkap di kawasan Lampung dan Sumatera Selatan. Empat tersangka bertugas untuk mengamankan buron teroris lain yang dikejar oleh aparat.
Penangkapan dilakukan usai kepolisian mengembangkan perkara amir atau pimpinan tertinggi JI, Para Wijayanto yang ditangkap pada 2019 lalu di Bekasi.
Selain itu, Densus juga melakukan penangkapan besar-besaran kepada jaringan JI di wilayah Lampung pada November 2020.
JI merupakan organisasi militan teroris yang berada di kawasan Asia Tenggara. Kelompok ini merupakan dalang dari peristiwa Bom Bali 1 dan 2, serta sejumlah aksi teror lain dalam dua dekade terakhir (ant/red)