BANDUNG – Jelang Perayaan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 okupansi atau keterisian kamar hotel di Jawa Barat (Jabar) sudah tampak adanya peningkatan.
Bahkan, peningkatan tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari pembatalan dalam penerapan Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 pada libur Nataru nanti.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jabar, Herman Muchtar menjelaskan bahwa Kondisi Hotel dan Restoran menjelang libur Nataru sudah menunjukkan perkembangan yang positif. Baik itu dalam segi perekonomian maupun kepercayaan masyarakat.
“Jadi kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah yang telah membatalkan PPKM Level 3. Kondisi Hotel dan Restoran sudah menggeliat sejak tiga setengah bulan lalu,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (22/12)
Sementara itu, Herman juga mengatakan bahwa tingkat okupansi Hotel diwaktu-waktu akhir pekan sudah mulai bergerak naik. Bahkan, lanjut dia, rata-rata okupansi berada di angka 80 persen.
“Sudah ada peningkatan, terutama di akhir pekan dan libur panjang. Dan rata-rata weekend 75 sampai 80 persen,” ungkapnya.
Sedangkan untuk di hari biasa (weekday), keterisian bisa mencapai 40 hingga 50 persen.
Maka dari itu, pada saat libur Nataru nanti, pihaknya akan menargetkan okupansi hotel bisa menyentuh angka 85 persen.
“Kita akan menargetkan (saat Nataru) itu kalau bisa mencapai 85 persen (okupansi hotel),” ucapnya.
Sementara itu, saat ditanya mengenai penyebaran varian baru Covid-19 berjenis Omicron yang sudah ditemukan di Indonesia, Herman menuturkan bahwa pihaknya akan selalu mengimbau para pelaku usaha hotel dan restoran di Jawa barat untuk tetap menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat. Sehingga, kata dia, para pelaku usaha hotel dan restoran tetap bisa menjalankan roda perekonomiannya.
“Kami selalu menginstruksikan kepada para karyawan hotel dan restoran untuk tidak lengah (dalam menerapkan) protokol kesehatan. Ini juga untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia,” pungkasnya.
(Mg4/wan)