Banyak perbedaan yang dirasa ketika menggunakan dengan mesin rajut modern, Menurutnya mesin modern tersebut bisa membuat pola rajut dengan otomatis. Bahkan kata dia, dari segi produksi pun bisa lebih cepat.
“Ya ini sebuah peningkatan, dulu sempat pakai mesin tradisional. Namun dengan mesin ini bedanya bisa langsung ngebentuk pola. Tinggal kita setting aja di komputernya,” katanya.
“Jika pakai mesin ini dua lusin bisa selesai dalam satu hari, namun jika polanya sulit satu hari hanya satu lusin,” tambahnya.
Tidak mau memutus sejarah sentra rajut Binong Jati, pihaknya juga saat ini sudah melibatkan anak-anaknya dalam urusan usahanya tersebut. Menurutnya anak muda saat ini memahami kultur dan trend fesyen yang dibutuhkan.
“Anak saya juga ikut berjualan rajut ini. Apalagi kan tahu jenis model-model pakaian yang saat ini ngehits, dengan itu bisa di modifikasi dengan pakaian saat ini. Dulu kan rajut dipakai untuk menghangatkan tubuh aja, tapi kan sekarang mah udah bisa dipakai jalan-jalan,” jelasnya.
Harapan yang diinginkan Asep sungguh mulia, yakni hanya ingin sentra rajut yang ada di Binong Jati bisa ada sampai kapanpun. Dengan itu ia terus membantu anak-anaknya dalam usaha rajut.
Bagi wisatawan yang ingin membuat pakaian rajut atau berbelanja di Saung Rajut, bisa datang langsung ke tokonya di tengah-tengah sentra industri rajutan binong jati, yaitu di Jalan Nur ummat 1 No 3 Binong Jati Bandung.* (mg2/wan)