BANDUNG – Guna mengembangkan atau memberikan pelatihan hingga memberdayakan komunitas Diaspora Indonesia, lembaga pembangunan yang berbasis di Jerman, Deutsche Geselischaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia resmi meluncurkan Collective Leadership Specialist Indonesia (CLSI).
Team Leader Migrasi dan Diaspora GIZ Indonesia, Makhdonal Anwar mengatakan dengan dibentuknya CLSI ini diharapakan bisa menjadi wadah komunikasi dan diskusi terkait tentang isu-isu seputar migrasi.
Dalam pembentukan CLSI ini, Makhdonal menyebut pihaknya telah melakukan pelatihan selama enam bulan tentang tata kelola migrasi. Pelatihan tersebut melibatkan para delegasi dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Dewan Jaminan Sosial Nasional Indonesia (DJSN), Universitas Katolik Parahyangan, Indonesia Diaspora Network United (IDN-U), Jaringan Diaspora Indonesia Global (IDN-G), Diaspora Connect, Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI), Prakarsa, dan GIZ Indonesia.
“Pelatihan tersebut membahas tiga modul yang meliputi kepemimpinan kolektif, tata kelola migrasi, dan isu-isu diaspora lainnya,” ucapnya di Crowne Plaza Hotel, Jl Lembong, Kota Bandung, Selasa (7/12).
Makhdonal menambahkan dalam pelatihan nantinya dapat berkontribusi dalam mengoptimalkan visi pembangunan Indonesia di tahun 2030 mendatang.
“Atas dasar kesamaan dan tujuan, yakni mengoptimalkan kontribusi Diaspora terhadap Visi Pembangunan Indonesia 2030,” ucapnya
Namun saat ditanya soal strategi visi pembangunan CLSI di tahun 2030 nantinya seperti apa, dia menjawab pihaknya ingin melihat kontribusi dari Diaspora bisa terlihat secara signifikan terhadap pembangunan Indonesia. Menurutnya hal tersebut agar bisa tercapai, maka harus ada kerja sama dari Pemerintah Indonesia.
“Sebetulnya kita ingin melihat kontribusi terhadap pembangunan terlihat secara signifikan, tetapi kita juga sadar bahwa kita bukan aktor eksekusi di lapangan, dan tetap itu harus ada kerja sama antar pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya,” ucapnya.
“Jadi perlu saya sampaikan bahwa CLSI ini bukan sebuah lembaga hanya perkumpulan orang-orang yang punya kepentingan, yang punya kepedulian terhadap isu Diaspora,” tambahnya.
Maka dari itu, dirinya menuturkan dengan pembentukan CLSI ini bertujuan untuk menciptakan ruang imaginer terhadap Diaspora.
“Jadi tujuannya kita adalah, kita menciptakan suatu ruang kalau misalnya ingin mengembangkan atau memperbaiki kondisi bahkan tata kelola tentang Diaspora, kami bisa diajak sebagai salah satu keep flayer dalam menciptakan ruang diskusi,” pungkasnya. (mg4)