JAKARTA – Putri Marino bersama Reza Rahadian beradu akting dalam serial Layangan Putus yang tayang sejak 26 November 2021 melalui platform streaming WeTV dan iflix. Istri Chicco Jerikho tersebut mengaku sangat emosional ketika proses syutingnya berlangsung.
“Sangat emosional bagi saya pribadi menanggung beban karakter Kinan selama 45 hari syuting. Sangat berat, sangat emosional. Tapi saya punya support system yang luar biasa di lokasi syuting,” tutur Putri Marino dalam jumpa pers di bilangan Setiabudi Jakarta Selatan.
Layangan Putus dirasa sangat emosional sebab Kinan yang diperankan Putri Marino berada dalam situasi yang sangat tidak nyaman. Kinan dihadapkan pada situasi dimana suaminya, Aris (Reza Rahadian) memiliki wanita lain di belakangnya.
Serial ini tidak hanya menceritakan tentang perselingkuhan. Di dalamnya juga ada gerakan woman empowerment.
Beradu akting dengan Reza Rahadian, Putri Marino tidak mengalami kesulitan apapun. Ia merasakan kenyamanan dengan bintang film Habibie & Ainun itu. Chemistry terjalin dengan cepat karena masing-masing saling terbuka dan saling mendukung.
“Bagaimana kita berdiskusi dan kita peduli dengan karakter pasangan kita,” tuturnya.
Reza Rahadian juga mengungkapkan, ending cerita series ini tidak mudah ditebak oleh penonton. Dia dan Putri Marino sempat mengubah ending cerita yang sempat disodorkan tim kreatif.
Itu setelah proses syuting serial yang diadaptasi dari novel dengan judul sama karya Mommy ASF tersebut cukup emosional bagi Putri Marino dan dirinya. Beruntung, ending yang ditawarkan Reza Rahadian dan Putri Marino disetujui oleh MD Entertainment.
Penggantian ending ini juga dibenarkan Manoj Punjabi “Reza sama Putri emosi banget sama tim kreatif. Akhirnya ending-nya kami ubah,” kata Manoj.
Bagi Reza Rahadian, project ini sejatinya ada tantangan sekaligus risiko. Dia yang selama ini dicintai banyak orang dengan karakter-karakter lovable dalam sederet film dan series, tiba-tiba mengambil peran antagonis dengan cerita yang sangat potensial bakal menyakiti kaum perempuanm
“Saya jarang sekali jadi karakter utama yang punya kemungkinan dibenci. Biasanya karakter utama jadi hero dengan karakter baik. Buat saya Layangan Putus sebuah potret realitas dimana perbedaan bukan sesuatu yang harus dikedepankan. Ini sebuah potret dari realita yang ada yang dekat sekali dengan kehidupan masyarakat,” jelas Reza Rahadian.