CIREBON – Penjual gorengan yang juga pedagang makanan di Kota Cirebon keluhkan harga minyak goreng yang terus naik. Bahkan, hingga menjelang akhir November 2021, kenaikan sudah cukup memberatkan.
Salah seorang pedagang di Kantin Balaikota Cirebon, Siti mengungkapkan, kenaikan minyak goreng yang berimbas pada kebutuhan hidupnya.
“Berat banget buat kita ibu-ibu sih. Biasanya Rp100 ribu sudah dapat komplit. Sekarang minyak saja hampir Rp40 ribu,” kata Siti, kepada radarcirebon.com, Kamis (25/11).
Siti mengaku, tidak menggunakan minyak curah. Sebab, harganya sekarang ini juga sama-sama mahal dan tentunya memberatkan untuk pedagang seperti dirinya.
“Sekarang yang biasanya Rp11 ribu, 12 ribu, naik sudah di atas 18 ribu. Yang curah juga sama aja mahal,” kata Siti, saat ditemui di kantinnya.
Dia berharap harga minyak goreng bisa kembali normal lagi. Menurutnya, kenaikan ini cukup membuat kaget. Apalagi untuk pedagang.
“Mau kurangi harga kan nggak mungkin. Jadi yang paling ngurangin sebisa-bisa saja,” tuturnya.
Apa penyebab kenaikan harga minyak goreng?
Ketum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengatakan, tingginya harga minyak goreng tersebut karena kenaikan permintaan, sedangkan jumlah produksi tidak memadai.
Permintaan kenaikan ini dikarenakan beberapa negara tujuan ekspor mulai menunjukkan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
“Produksi CPO dalam negeri di 2021 ini cenderung flat,” kata Joko, dalam keterangan resmi seperti dilansir dari situs DPR RI. (yud)