CIREBON – Banyak paranormal di-prank Yana Supriatna saat dia dikabarkan hilang di Cadas pangeran. Kendati demikian, jasa profesi yang sering dijuluki “orang pintar” itu tetap laku keras di pemilihan kuwu (Pilwu) Kabupaten Cirebon.
Seperti yang terlihat malam hari menjelang pencoblosan pada Minggu (21/11). Tarung damar, tampak terlihat di sejumlah lokasi.
Di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, suasana perang damar itu terjadi pada Jum’at malam (20/11).
Sejumlah praktisi ilmu kebatinan terlihat komat-kamit. Mereka marapal bacaan-bacaan sembari menjaga nyala api damar tetap konstan.
Tokoh masyarakat, H Sulama Hadi menuturkan bahwa budaya nunggu/tarung damar atau bakar kemenyan sudah ada sejak dulu.
Menurutnya, calon kuwu yang akan menang bias diprediksi dari nyala api saat tarung damar.
“Yang menang, nyala apinya lebih besar daripada yang lain,” ungkap Sulama, kepada Radar Cirebon, kemarin.
Diungkapkan dia, para orang pintar tersebut melakukan perang batin. Hanya saja tidak kasat mata.
Di perang batin inilah terjadi berebut simpai masyarakat, agar mereka dapat memenangkan kontes pemilihan kuwu.
Perang damar ini, biasanya berlangsung sejak matahari terbenam dan baru selesai pada hari pemilihan.
Ini sudah menjadi tradisi. Namun untuk tahun ini, karena masih suasana pandemi covid-19 tarung damar memang sedikit diminimalisasi.
Dikhawatirkan, keberadaannya dapat menimbulkan kerumunan dari para pendukung calon kuwu.
Karenanya, tarung damar ini dialihkan ke rumah masing-masing calon kuwu. Tidak lagi digelar di balai desa. (ade)