JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, keberadaan ritel perdagangan besar dan eceran di Indonesia tumbuh sangat pesat.
Meski terkena dampak Pandemi Covid-19, perusahaan-perusahaan ritel tetap tumbuh dan bertahan. Bahkan, tidak sedikit perusahaan ritel mengubah konsep digital dalam memasarkan produk-produknya.
Berdasarkan data dari BPS, jumlah ritel di Indonesia yang terdiri dari pusat perbelanjaan dan toko swalayan 2020 mencapai 2.133 unit.
‘’Besarnya jumlah ritel tersebut menunjukkan pentingnya peranan ritel dalam menunjang aktivitas perekonomian serta dalam pemenuhan kebutuhan konsumen,” kata Menko Airlangga dalam keterangannya, Jumat, (12/11)
Keberadaan ritel di Indonesia harus bisa mengakomodir produk-produk bagi pelaku UMKM. Dengan begitu, akses pemasaran untuk UMKM menjadi mudah dan terjangkau.
Sejauh ini sudah banyak perusahaan ritel telah menjalin kerjasama dengan pelaku UMKM untuk dapat memasarkan produk-produknya.
Kemitraan tersebut dapat meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM sekaligus melakukan pembinaan terhadap branding, packaging, manajemen pemasaran, dan manajemen logistik, sehingga produk-produk UMKM bisa dikenal masyarakat dan mampu bersaing.
‘’Kolaborasi yang telah terjalin antara pelaku UMKM dan ritel diharapkan juga dapat menciptakan lapangan usaha baru dan menyerap tenaga kerja,’’katanya.
Untuk itu, demi membantu pengusaha ritel menghadapi tantangan di masa pandemi, Pemerintah juga melakukan upaya untuk menjaga dan mendukung keberhasilan serta keberlangsungan usaha ritel melalui insentif fiskal yang telah diberikan.
Pemerintah memberikan insentif PPh 21, PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25, Restitusi PPN, dan PPN ditanggung Pemerintah (DTP) atas jasa Sewa.
Menko Airlangga mengapresiasi kepada para pengusaha ritel dalam dukungannya dalam pengendalian Covid-19. Sebab, prasyarat utama untuk percepatan pemulihan ekonomi adalah harus mematuhi Prokes.
Pengendalian Covid-19 dari hulu dan hilir terus didorong melalui pembatasan kegiatan masyarakat yang terbukti efektif dan di segi yang lain menjaga geraknya perekonomian.
Dengan upaya ini diharapkan momentum pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut sampai dengan Q4 tahun 2021.
“Guna mendorong pemulihan ekonomi lebih lanjut, Pemerintah telah berkomitmen untuk melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional di tahun 2022 sebesar 321 triliun rupiah. Diharapkan ini bisa menjaga penanganan kesehatan dan menjaga daya beli masyarakat,” pungkas Menko Airlangga. (ltg/fsr)