“Kami menggoreng perharinya bisa sampai 50 liter. Makanya kan kebayang ongkos produksi perharinya brapa,” ungkapnya.
Osin mengaku penjualannya saat ini sudah mengalami peningkatan. Menurutnya peningkatannya sudah lebih baik dibandingkan saat Covid-19 pertama ke Indonesia.
“Ya sekarang penjualan lumayan agak meningkat dibanding covid kemarin. Alhamdulillah ada peningkatan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Walsiah mengatakan bahwa kenaikan minyak goreng tidak hanya terjadi di Indonesia bahkan hingga dunia. Bahkan menurutnya harga minyak goreng mengikuti harga minyak mentah.
“Memang kalau harga minyak goreng mengikuti harga minyak mentah. Bukan hanya di Indonesia, memang minyak mentah di dunia CPO (Crude Palm Oil) naik, jadi kalau CPO naik minyak goreng juga naik,” kata Elly saat dihubungi, Selasa (2/11).
Elly menuturkan bahwa saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog Bandung terkait akan dilakukannya operasi pasar.
“Kita sedang menjajaki operasi pasar dengan Bulog. Hari ini mereka rapat internal dan melihat stok minyak kemasan,” ucapnya.
Elly mengungkapkan bahwa minyak curah sudah tidak bolehkan diperjualbelikan pada tahun 2022. Menurutnya nanti minyak itu sudah harus dalam kemasan.
“Januari tahun 2022 tidak ada minyak curah, harus kemasan,” katanya.
Pihaknya menambahkan bahwa Disdagin Kota Bandung selalu memberikan informasi terbaru mengenai harga rutin pada setiap satu pekan sekali.
“Karena kita setiap seminggu sekali teman-teman dari bidang Distibusi Perdagangan itu monitoring di tujuh pasar tradisional dan ke beberapa swalayan,” pungkasnya.* (mg2/wan)