BANDUNG – Naiknya harga komoditas minyak curah di Kota Bandung membuat para pedagang oleh-oleh di Terminal Leuwi Panjang terdampak. Harga minyak curah yang semula hanya Rp12.500 per liter, saat ini mengalami kenaikan menjadi Rp18 ribu per liter.
Salah satu pedagang oleh-oleh Suka Sari Snack, Osin (42) mengatakan bahwa dari kenaikan minyak curah tersebut berdampak terhadap penjualan oleh-oleh yang ada di Leuwi Panjang. Kata dia, pedagang oleh-oleh adalah bahan pokoknya minyak.
“Kenaikan minyak kali ini dampaknya berat lah. Apalagi kalau usaha kaya gini mah bahan pokoknya kan minyak,” ujar Osin saat ditemui di Toko Suka Sari Snack, Kamis (4/11).
“Saya kalau beli minyak di pasar sekarang bisa sampai Rp18.500 per liter, sebelumnya saya hanya beli Rp13.000 per liter,” tambahnya.
Pihaknya mengungkapkan bahwa dengan kenaikan minyak curah tersebut harga gorengan tempe pun mengalami kenaikan. Kata dia, saat ini kenaikannya mencapai Rp5 ribu.
“Ya naiknya minyak, gorengan tempe pun kami naikkan Rp5 ribu. Harga gorengan tempe yang asalnya Rp40 ribu per kilo, saat ini jadi Rp45 ribu per kilo,” katanya.
Osin menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak tersebut sudah terjadi dari tiga bulan yang lalu. Dengan itu, ia mengungkapkan, jika stok minyak di tokonya sampai saat ini ada. Namun menurutnya harga yang terus melambung.
“Naiknya minyak ini sudah terjadi tiga bulanan yang lalu. Pengennya sih normal kembali, pengennya kaya dulu aja Rp12 ribu. Stok mah ada, tapi kan harganya melambung,” katanya.
Pihaknya menuturkan bahwa saat ini lebih banyak beli minyak ke minimarket seperti Indomaret. Kata dia, pembelian tersebut dilakukan dengan menunggu minyak yang sedang promo.
“Sekarang jadi suka ngambil ke Indomaret yang sedang promo. Namun harganya harus yang per dua liter, harganya hampir Rp34 ribu. Itu pun minyak Bimoli,” jelasnya.
“Makanya dengan itu, dibanding operasi tidak berjalan, ya oleh kita diakalin,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa per harinya bisa menghabiskan minyak sebanyak 50 liter. Dengan itu, kata dia, kenaikan minyak sedikitnya merugikan pedagang oleh-oleh di Leuwi Panjang.