BANDUNG – Layanan bus kota Damri Bandung dihentikan sementara terhitung Kamis (28/10). Hal tersebut disebabkan karena kondisi keuangan perusahaan yang belum stabil dan dikabarkan hingga merugi.
Pantauan Jabar Ekspres di lapangan, sejumlah penumpang mengalami penumpukan di halte Cibiru Bandung. Beberapa penumpang tersebut mengeluhkan tidak adanya DAMRI yang beroperasi saat ini. Sementara itu beberapa Trans Metro Bandung yang milik Pemerintah Daerah masih beroperasi.
Salah satu warga Cibiru Sekarwati mengatakan bahwa dengan adanya DAMRI bisa membuat ongkos lebih irit.
“Dampaknya saya susah juga. Soalnya saya dari rumah di Cibiru sampai Kebon Kalapa itu cuma 5 ribu. Itu sangat membantu kalau buat saya ya, karena memang saya hanya pegawai kecil,” katanya saat ditemui di Halte Cibiru, Kamis (28/10).
Pihaknya menyebutkan, jika tidak adanya DAMRI membuat warga harus mengeluarkan ongkos lebih banyak lagi.
“Kalau gak ada damri ini kalau saya harus turun naik angkot kan itu bisa 20 ribu satu jalan, berarti kalau PP ya bisa 40 ribu. Angkot kalau jarak dekat itu kan 3 ribu, dari sini saya nyambung ke Gede Bage, dari Gede Bage nyambung lagi ke Buah Batu, dari buah batu nyambung lagi ke Moh. Ramdan. Kalau naik angkot kan tiga kali, kalau naik Damri kan hanya sekali, turun tegalega, dan tinggal jalan kaki,” jelasnya.
Sekarwati menjelaskan bahwa DAMRI harus tetap ada dan beroperasi. Dengan itu, menurutnya bisa membantu masyarakat.
“Terus kalau bisa mah pemerintah membantu lah. karena itu (DAMRI) sangat membantu sekali masyarakat. Saya mengharap DAMRI masih ada,” ucapnya.
Ia mengaku sudah naik DAMRI sejak dari tahun 1983.
“Saya dari tahun 83 masih bayar 100 perak yang odong-odong itu kalau dulu. Udah lama sekali saya tiap hari saya naik (DAMRI),” jelasnya.
“Memang keluh kesahnya kalau DAMRI itu suka selalu lama, kalau dulu mah ngga. Mereka kan sekali datangnya sengah jam sekali yah,” tambahnya.
Sementara itu bis DAMRI yang saat ini masih aktif adalah jurusan Cibiru – Kebun Kalapa, Elang – Jatinangor (via tol), dan Alun-alun Bandung – Kota Baru.