SUKABUMI – Petugas Puskemas dan Polsek Sagaranten menyita sejumlah sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin.
“Sampel makanan tersebut kami kumpulkan kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan uji lab. Pengujian ini untuk mencari tahu penyebab utama keracunan yang terjadi di Kampung Babakansirna, Desa Cibaregbeg,” kata Kepala Puskemas Sagaranten Sudarna di Sukabumi, Senin.
Menurut Sudarna, kuat dugaan puluhan warga yang mengalami keracunan tersebut akibat menyantap paket nasi kotak berisi nasi dan olahan daging serta mie telor yang dibagikan panitia kepada warga saat acara keagamaan pada Minggu (24/10).
Selain itu, pihaknya bersama petugas dari Polsek Sagaranten telah meminta keterangan dari sejumlah korban untuk mengetahui awal mula terjadinya keracunan massal ini. Dari informasi yang diberikan warga, mereka mengalami gejala keracunan usai menyantap nasi kotak.
Usai menyantap paket nasi kotak tersebut awalnya korban tidak mengalami gejala keracunan, namun setelah beberapa jam kemudian baru merasakan mulas, pusing, mual, lemas akibat bolak balik muntah dan buang air besar (BAB).
Lanjut dia, data sementara jumlah korban mencapai 42 orang dan tidak menutup kemungkinan bertambah karena warga yang mengalami gejala keracunan tidak datang bersamaan ke puskemas.
“Dari 42 korban, 28 orang sudah menjalani observasi dan hasilnya hanya mengalami gejala ringan dan sudah kembali pulang, sementara 14 korban harus menjalani rawat inap di puskesmas karena kondisi tubuhnya masih lemah dan diharuskan untuk diinfus,” tambahnya.
Sudarna mengatakan untuk sampel makanan sudah diamankan dan diserahkan kepada Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Sukabumi serta pihaknya masih menunggu hasil pengujian. Jika hasilnya penyebab keracunan ini dari makanan, diduga makanan yang disajikan tidak hygienis, basi atau tidak layak konsumsi.
Tapi, ia tidak ingin menduga-duga apa yang menjadi penyebab keracunan ini sampai uji laboratorium keluar. “Kondisi pasien yang menjalani rawat inap sudah mulai membaik, tetapi masih lemah. Tidak hanya orang dewasa, ada sejumlah anak-anak yang turut menjadi korban,” katanya. (antara/red)