JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa ada 10 provinsi yang menyumbang angka stunting tertinggi di Indonesia. Mereka pun sudah menyadari dan berusaha menurunkan angka tersebut.
“Ada 10 provinsi yang memasuki stunting tinggi, mereka sebagian besar sudah menyadari dan melaksanakan langkah signifikan untuk menurunkan stunting,” jelasnya dalam Simposium Nasional Penurunan Stunting Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi secara daring, Selasa (26/10).
10 provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi tersebut antara lain, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
“Tapi saya yakin masih banyak yang harus dikerjakan di provinsi ini untuk menekan angka stunting. Namun demikian bukan berarti provinsi lain sudah terbebas, ada juga provinsi yang mengalami kenaikan akibat pandemi ini,” imbuhnya.
Kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memiliki perhatian khusus atas masalah stunting, bahkan sampai menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Belum lagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang kini diberikan mandat untuk menangani stunting, bukan lagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Jadi stunting bukan penyakit, tapi soal pembangunan keluarga. Pencegahan menjadi hal mutlak dari stunting ini,” tutur dia.
Dalam penanganan ini, dirinya pun meminta adanya kerjasama dari seluruh pihak, khususnya perguruan tinggi. Sebab menurutnya, yang perlu mendapatkan edukasi stunting adalah mahasiswa dan mahasiswi.
“Nantinya mereka akan menuju arah pernikahan. Kita tahu banyak sekali stunting ini dimulai dari ketidakpahaman yang cukup, terkait hidup sehat akibat dari diet berlebih yang menyebabkan ada gangguan perkembangan janin dan rahim yang berimplikasi kuat pada munculnya kelahiran stunting itu,” jelas Muhadjir. (jawapos-red)