Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa mengakui, pembukaan pariwisata Bali menjadi kabar menggembirakan bagi semua kalangan, terutama pelaku usaha pariwisata. Namun, aturan wajib tes PCR dinilai cukup berat dan berdampak pada perkembangan pariwisata di Bali. Sebab, harga tes PCR masih cukup mahal.
Akibat adanya aturan itu, beberapa wisatawan pun batal berkunjung ke Karangasem. ’’Kalau mereka rombongan keluarga, kan berat sekali. Sudah ada tamu saya dari Jakarta dan Surabaya yang akan berkunjung ke Karangasem, terpaksa batal,” terang Kariasa yang dilansir dari Radar Bali.
Para wisatawan domestik, kata Kariasa, masih memantau perkembangan terbaru aturan perjalanan bagi penumpang.
“Semoga ada kemudahan. Ya minimal tes antigen lah,” katanya.
Belum lagi aturan bagi wisatawan internasional yang diwajibkan menjalani karantina. Hal itu, menurut dia, sangat menghambat laju pemulihan pariwisata di Bali. Bahkan, tamu dari Eropa yang sebelumnya akan ke Karangasem terpaksa membatalkan jadwal kunjungannya.
Dia mengkhawatirkan, para wisatawan internasional yang sebelumnya berencana berlibur ke Bali mengalihkan destinasi menuju Thailand. Sebab, Negeri Gajah Putih itu menjadi saingan Bali dalam menggaet kunjungan wisatawan mancanegara. Dalam waktu dekat Thailand membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara tanpa karantina. (jawapos-red)