BANDUNG — Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar West Java Investment Summit (WJIS) di Savoy Homann Hotel secara hybrid. WJIS yang digelar pada 21-22 Oktober 2021 ini merupakan yang ketiga kalinya.
WJIS 2021 berfokus pada peningkatan ekonomi pascapandemi yang peluangnya terbuka lebar, dengan tema yang diusung “Navigating Post-covid World: Investment Growth For Resilient West Java”
Dalam WJIS 2021 ini akan diserahkan penghargaan Cinematography of Investment Festival (Cifest) kepada dua sosok yang dinilai memberikan kontribusi signifikan terhadap dunia investasi di Jabar. Mereka adalah Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jabar Atalia Praratya Kamil dan Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.
Penghargaan lainnya diberikan kepada kabupaten kota yang sudah melakukan kerja keras mendapatkan investasi serta penghargaan kepada pengusaha yang sudah patuh melaksanakan tugasnya sebagai investor.
Dalam acara ini juga bank bjb secara resmi melakukan tiga kerja sama dengan sejumlah pihak. Pertama, penandatanganan Nota Kesepahaman tentang jasa layanan perbankan dengan PT Jaswita Jabar dan PT Agro Jabar. Kedua, penandatangan addendum perjanjian kredit dengan PT Pindad.
Penandatangan kerja sama ini dilakukan oleh Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari dengan masing-masing Direktur Utama yaitu Deni Nurdyana (PT Jaswita Jabar), Kurnia Fajar (PT Agro Jabar), dan Abraham Mose (PT Pindad).
WJIS Memunculkan Harapan Baru
WJIS 2021 yang digelar dalam suasana pandemi ini memunculkan harapan baru bagi investasi Jabar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan ada dua kawasan ekonomi baru yakni Metropolitan Rebana dengan 13 kota industri barunya dan Jabar Selatan yang berinvestasi fokus pada bidang kemaritiman, pariwisata dan pertanian. Pengembangan dua kawasan di Jabar ini sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 87 Tahun 2021.
Kawasan Jabar utara dan selatan menjadi penting ditawarkan dalam WJIS karena dari total hampir 50 juta penduduk Jabar, mayoritas berada di wilayah Jabar tengah ke utara dengan karakteristik industrial dan modern.
“50 juta warga Jabar mayoritas tinggalnya di tengah ke utara karena tanahnya datar, tapi dari wilayah tengah ke selatan curam namun mengandung keindahan. Oleh karena itu pembangunan Jabar tengah ke utara banyaknya modernisasi dan industrialisasi sedangkan tengah le selatan banyak alam,” jelas Emil.