“Kita akan padukan dari semua hasil olah TKP, baik di lapangan yang dilakukan oleh Korlantas Polri maupun keterangan para saksi dari dinas perhubungan, manajemen perusahaan pembawa zat kimia berbahaya dan para korban. Kita akan lihat efek yang paling berat mana. Kami masih melakukan penyelidikan sampai nanti akan kami tentukan tersangka,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga memastikan, dalam insiden tabrakan beruntun truk tangki kimia seluruh korban kecelakaan tidak terpapar kimia H2SO4 atau asam sulfat. Pasalnya, jika zat kimia itu terhirup dan mengenai tubuh maka bisa melukai serta membuat iritasi bagian tubuh manusia.
“Kita pastikan seluruh korban tidak ada yang terkena (zat kimia, red), karena sangat berbahaya apabila terhirup bisa membuat sesak saluran pernapasan manusia,” katanya.
Shinto mengatakan, korban kecelakaan yang saat ini masih menjalani perawatan hanya tersisa lima orang. Satu korban di rumah sakit Sari Asih dan empat korban di rumah sakit Drajat Prawiranegara, Serang. “Tinggal tersisa lima korban yang harus menjalani perawatan yang intensif. Khusus korban di rumah sakit Sari Asih, korban mengalami luka di bagian kepala dan dada, sehingga membutuhkan perawatan intensif,” ujarnya.
(Fin-red)