BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyebutkan saat ini sudah ada beberapa sekolah yang menghentikan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas sementara karena berdasarkan tes acak di sekolahnya, terdapat kasus Covid-19 di atas 5 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengungkapkan, mengenai beberapa sekolah yang terpaksa menghentikan sementara kegiatan PTM tersebut, pihaknya belum meminta data lebih lanjut kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung.
“Ada beberapa sekolah yang saya tahu, itu sudah mulai dilaksanakan tapi nanti datanya saya lihat lah. Pokoknya sudah ada beberapa sekolah yang sudah kita mintakan PTMT-nya itu dihentikan dulu. Jadi kalau nanti sudah kembali normal, silakan jalan lagi,” ujarnya saat ditemui di Balaikota Bandung, Jumat (22/10).
Ema menuturkan, bagi sekolah yang memiliki kasus Covid-19 di bawah 5 persen masih bisa melanjutkan kegiatan PTM. Hanya saja, siswa atau guru yang terpapar tidak mengikuti kegiatan PTM.
“PTMT-nya masih bisa berjalan, tangani yang terkena (Covid-19)-nya gitu. Yang bersangkutannya (yang terpapar) jelas tidak untuk mengikuti PTMT, dan yang lainnya tetap berjalan. Kan aturannya seperti itu. Jadi kita apapun juga konsisten aja dengan regulasi,” terangnya.
“Jadi enak kalau sudah berpedoman ke regulasi, jangan sampai nanti tidak konsisten, malahan tidak aman regulasinya,” tambahnya.
Sejumlah Sekolah di Kota Bandung Terpaksa Hentikan PTM Sementara
Ema mengatakan, pihaknya sudah dari dulu mengingatkan pihak sekolah maupun Disdik Kota Bandung harus tetap berkomitmen dengan aturan dalam melaksanakan kegiatan PTM.
“Semua sudah di-warning (diperingati) dari awal, dan semua harus komitmen dengan itu. Jadi kita tidak melihat satu sekolah itu levelnya apa, istilahnya kan dulu suka dikenal favorit tidak favorit. Covid tidak mengenal itu. Begitu ada kasus dan kemudian melebihi dari persentase yang sudah ditentukan, udah semuanya harus berhenti aja dulu. Kembali kepada PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh),” tegasnya.
Maka dari itu, Ema mengatakan pelaksanaan PTM juga tetap beriringan dengan PJJ alias diselenggarakan secara hibrid (campuran).
“Makanya dalam PTMT itu PJJ tetap harus dijaga, toh di dalam pelaksanaan pun itu sebetulnya hybrid. Misalkan kalau 25 persen yang masuk atau 30 persen, yang lain akan tetap mengikuti secara PJJ. Baru besok dia giliran mengikuti tatap muka langsung, yang tidak tatap muka tetap ikuti PJJ,” ujarnya.