JAKARTA – Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru, Ciamis dilaporkan meninggal dunia akbat tenggelam di Sungai Cileueur saat mengikuti kegiatan susur sungai atau bersih-bersih sungai.
Anggota Komisi X DPR Hasanuddin Wahid mengucapkan duka cita terkait kegiatan yang menelan korban 11 orang tersebut. Dia mengaku penyebabnya adalah adanya ketidakhati-hatian sehingga kejadian susur sungai ini kembali merenggut nyawa siswa.
“Kita turut berduka dengan peristiwa tersebut. Ini tidak boleh terulang lagi, karena penyebabnya sudah pasti human error, ketidakhati-hatian dan kesembronoan yang menjadikan musibah ini terjadi,” ujar Hasanuddin kepada JawaPos.com, Sabtu (16/10).
Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta agar susur sungai dihentikan dari kegiatan sekolah. Karena kegiatan ini sangatlah membahayakan keselamatan siswa.
“Sudah saatnya dihentikan kegiatan seperti ini, dan semua kegiatan yang membahayakan keselamatan siswa ganti dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan tidak membahayakan lainnya,” katanya.
Menurut Hasanuddin, susur sungai adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh orang profesional. Sehingga lebih baik susur sungai ini diganti kegiatan lain yang lebih aman bagi para peserta didik ini.
“Kegiatan susur sungai adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh kelompok profesional, tidak bisa dilakukan oleh siswa yang masih tingkat dasar dan menengah. Lebih baik buat kegiatan yang lebih safety dan tidak membahayakan jiwa siswa,” ungkapnya.
Diketahui, sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru, Kabupaten Ciamis, meninggal dunia karena tenggelam saat susur sungai. Identitas korban telah diketahui. Kurang lebih 150 orang siswa-siswi MTs Harapan Baru Dusun Cijantung Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis mengikuti kegiatan pramuka dan susur sungai.
Sementara itu, pada 23 Februari 2020 silam juga ada kejadian serupa dan lokasi di Sleman, Yogyakarta. Kala itu, 10 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, meninggal dunia akibat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor. (jawapos.com)