CIANJUR– Satu bunga bangkai, yang dalam bahasa Latin disebut Amorphophallus titanium (Becc.) Becc., mekar sempurna lagi di Kebun Raya Cibodas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang berada di Desa Cimacan, Cianjur, Jawa Barat.
“Salah satu koleksi bunga bangkai mekar sempurna. Ini adalah momen langka di mana bunga bangkai hanya dapat mekar setiap dua hingga tiga tahun, bahkan lebih,” kata General Manager PT Mitra Natura Raya Marga Anggrianto, dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
Bunga bangkai tersebut sudah terlihat kemunculan perbungaannya sejak awal Agustus 2021. Itu menjadi perbungaan yang ketiga kalinya.
Bunga bangkai dengan nomor koleksi 76i tersebut mekar penuh pada Rabu (13/10) pukul 00.31 WIB. Inisiasi pembukaan mekar kelopak sudah terlihat sejak Selasa (12/10) pukul 15.00 WIB.
Hasil pengukuran terakhir tinggi perbungaan mencapai 289 centimeter (cm), keliling 145,5 cm, dan garis tengah kelopak (spatha) pada posisi mekar penuh 128 cm.
Pada waktu mekar penuh, perbungaan terlihat indah dengan tongkol atau spadiks berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga atau spatha yang berwarna merah keunguan.
Ketika bunga betina masak yang biasanya terjadi di malam hari mengeluarkan bau busuk, seperti bangkai dan baunya dapat tercium dari beberapa meter, itu mengundang para polinator, seperti kumbang dan lalat untuk datang.
Amorphophallus titanium (Becc.) Becc termasuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Marga menuturkan mekarnya Amorphophallus titanium (Becc.) Becc menjadi momentum yang baik untuk Kebun Raya Cibodas BRIN menyosialisasikan program-program penelitian dan konservasi tumbuhan ke masyarakat.
“Bunga bangkai dengan kondisi mekar sempurna ini dapat dilihat oleh pengunjung dari luar pagar untuk melindungi status konservasi tumbuhan tersebut,” tuturnya.
Fakta Bunga Bangkai
Tumbuhan yang memiliki perbungaan yang sangat besar dan merupakan tumbuhan dengan perbungaan terbesar di dunia itu termasuk keluarga Araceae (talas-talasan). Bunga raksasa ini merupakan tanaman asli Indonesia, endemik dari Sumatera.
Tanaman tersebut pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari, seorang ahli botani dari Italia pada 1878, di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.