JAKARTA- Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) angkat bicara setelah namanya disebut-sebut dalam pencalonan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) yang akan menggelar muktamar ke-34 di Lampung pada Desember 2021 mendatang.
HNW bilang, sesuai AD/ART sebuah organisasi, akan dipimpin oleh kader organisasi tersebut. Begitu pun Nahdatul Ulama.
“Seharusnya setiap organisasi massa atau politik dipimpin oleh kadernya sendiri, sesuai AD/ART yang disepakati,” ujarnya.
Nama HNW muncul pertama kali direkomendasikan oleh aktivis dan kritikus Faizal Assegaf. Namun HNW akui dirinya dan PKS menolak usulan itu.
“Sejak muncul pernyataan Faisal Assegaf itu, saya dan PKS menolak/tidak setuju. Kita doakan Nahdlatul Ulama sukses Muktamar, dipimpin oleh anggota terbaiknya,” ujar HNW.
Sebelumnya, Faisal Assegaf menyarankan Hidayat Nur Wahid menggantikan Said Aqil Siradj sebagai ketua umum PBNU.
Faisal Assegaf menilai, PBNU harus melakukan pembaharuan dengan memunculkan tokoh-tokoh baru yang berasal dari luar.
“Begini, kalau mau PBNU lepas dari watak kerdil, idealnya dipimpin seperti tokoh PKS pak Nur Wahid, toh beliau juga ulama NU. Ya setidaknya menyegarkan dan bukti NU punya komitmen ukhuwah dan kebhinekaan,” ujarnya di akun Twitter-nya, @faisalassegaf, dikutip pada Sabtu (9/10/2021).
Dia mengatakan, jika PBNU masih dipimpin basis Jawa Timur dan Jawa Tengah, maka semakin menegaskan NU sebagai ormas nepotisme berbasis kuantitas dan history alias ‘tempurung lokal’ dengan kemasan nasional.
“Klaim kebhinekaan dan kesetaraan yang diperjuangkan NU cuma omong kosong, hanya andalkan hegemoni bani Gus Dur dll,” kata Faizal Assegaf. (Fin.co.id)