BANDUNG – Universitas Pasundan (Unpas) Bandung telah melaksanakan kuliah tatap muka (KTM) terbatas dengan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Pelaksanaan KTM ini dilakukan terbatas hanya untuk sidang akhir skripsi mahasiswa Strata satu (S1), sidang tesis S2, dan sidang disertasi terbuka S3. Sementara perkuliahan terbatas mahasiswa secara keseluruhan rencananya akan dilaksanakan pertengahan Oktober bulan ini dengan kapasitas 50 persen.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unpas Prof. Jaja Suteja mengatakan, ada tiga skema yang dilakukan Unpas untuk KTM terbatas.
Skema pertama, terkait praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa. Mata kuliah praktikum, laboratorium dan juga studio. Skema ini juga akan tetap memperhatikan prokes ketat. Selain itu, kapasitas mahasiswa 50 persen, harus ada izin orang tua, dan sudah divaksin. Hanya saja, skema pertama ini belum dimulai dan direncanakan pada pertengahan Oktober ini.
Untuk skema kedua, lebih jauh Jaja melanjutkan, yaitu KTM berupa sidang akhir yang terdiri dari mahasiswa S1, sidang tesis S2, dan sidang terbuka S3. Skema kedua ini sudah dimulai beberapa bulan lalu dengan tetap prokes yang ketat. Misalnya, peserta sidang tidak diperkenankan membawa teman maupun keluarga, harus melampirkan hasil tes negatif Covid-19 dan lain sebagainya.
“Skema ketiga terkait KTM terbatas adalah kelas percontohan yang dilakukan kerjasama oleh prodi dan fakultas. Setelah sebelumnya, kami kerjasama dengan pusat dan konsultasi dengan Satgas Covid-19 Unpas dan Satgas Covid-19 Kota Bandung,” kata Jaja, baru-baru ini.
Antisipasi Penularan Covid-19 di Unpas Saat Kuliah Tatap Muka
Dia menjelaskan, untuk mengantisipasi terjadinya potensi klaster transmisi Covid -19 di kampus Unpas saat kuliah tatap muka, pihaknya membentuk Satgas Covid -19 dari universitas sampai dengan fakultas, serta SOP penanganan apabila hal terburuk terjadi.
Nantinya kata dia, satgas Covid-19 Unpas akan secara rutin melakukan randomized sampling pada peserta KTM terbatas baik dalam skema sidang akhir, kelas lab/studio praktik lapangan.
“Sampai saat ini 95 persen dosen dan tenaga kependidikan telah mengikuti vaksinasi kedua. Sementara pada kelompok mahasiswa masih terbatas. Vaksinasi mahasiswa baru di kisaran 15-2O persen. Dengan demikian kami akan secara hati-hati melaksanakan KTM terbatas. Karena kalau dilakukan secara serampangan sangat berisiko tinggi,” terangnya.