CICALENGKA – Ratusan warga Kecamatan Cicalengka digegerkan dengan tumbuhnya empat jamur berukuran jumbo di halaman salah seorang warga Kampung Munggangsari RT 03 RW 07 Desa Babakan Peteuy, Cicalengka Kabupaten Bandung, Minggu (3/10).
Rohaeti, 78, salah seorang warga mengaku kaget dengan munculnya jamur tersebut di halaman rumahnya. Dikatakan Rohaeti, ukurannya diperkirakan berdiameter 30 centimeter, meski dirinya tidak takut, dirinya enggan untuk memegang jamur tersebut, dikarenakan takut beracun.
“Saya tidak takut, hanya merasa aneh saja, karena saya dan keluarga tidak pernah menanam di halaman rumah,” ungkap Rohaeti saat diwawancara, Minggu (3/10).
Rohaeti pun mengatakan, akan membiarkan jamur tersebut sampai membusuk dengan sendirinya. Di halaman rumahnya, lanjut Rohaeti, terdapat empat jamur jumbo yang tumbuh, dengan berukuran hampir sama sekitar 30 centimeter.
“Jamur itu ketahuannya pada Jumat pagi (1/10), hingga saat ini belum membusuk. Saya biarkan saja sampai layu. Dan saat dicium tidak ada wanginya sama sekali,” jelasnya.
Sementara itu, Peneliti Bidang Mikrobiologi di Pusat Riset Biologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cibinong, Iwan Saskiawan menerangkan, bahwa jamur atau fungi termasuk mikroorganisme dan salah satu fase dari siklus hidupnya yaitu tubuh buahnya, seperti yang ditemukan di Kecamatan Cicelengka, yang berukuran makroskopis.
Menurutnya, identifikasi jamur untuk menentukan jenisnya harus lengkap dari berbagai sisi. Seperti yang menunjukkan karakteristik bentuk tudungnya, kemudian pada bagian bawah tudung, bentuk tangkai dan posisi tangkai yang menempel di tudung. Sedangkan untuk karakter mikroskopik bisa dilihat di bawah mikroskop seperti bentuk dan warna spora serta beberapa karakter lainnya.
“Jamur yang ditemukan di Cicalengka menurut saya dari jenis Boletus atau Phlebopus,” ujarnya.
Iwan melanjutkan, jamur tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Menurutnya, fase tubuh buah akan terbentuk karena faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu. Jika faktor lingkungan belum mendukung, maka jamur akan berbentuk miselia, yaitu seperti kumpulan benang-benang berwarna putih.
“Itu merupakan fenomena biasa. Ingat pepatah “seperti jamur tumbuh di musim hujan,” katanya.
Dia juga menjelaskan, jamur mempunyai peranan sebagai dekomposer bahan-bahan organik sehingga bisa digunakan tanaman untuk nutrisinya. Oleh karena itu, keberadaan tubuh buah jamur bisa dijadikan bioindikator bahwa lingkungan di sekitar lokasi tersebut masih bagus dan unsur-unsur organiknya masih terjaga.