Pedagang Resah Harga Telur Ayam Merosot Tajam

CIMAHI – Harga telur ayam dalam beberapa hari terakhir ini merosot tajam. Termasuk di pasar tradisional di Kota Cimahi yang kini harganya anljok menjadi Rp 19.000 per kilogramnya.

Berdasarkan pantauan di Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi Kota Cimahi pada Jumat (24/9/), pedagang kini menjual telur rata-rata Rp 20.000 per kilogram. Harganya akan lebih murah menjadi Rp 19.000 per kilogram jika pembelian cukup banyak.

Dadang (54), salah seorang pedagang telur di Pasar Atas Baru mengatakan, harga telur mengalami penurunan sejak tiga pekan terakhir. Biasanya ketika harga normal ia menjual telur Rp 23.000-24.000 per kilogram.

“Harganya terus turun sejak 3 pekan lalu. Dari sananya juga sudah turun, kita ngikut aja,” kata Dadang.

Menurutnya, penyebab harga telur anjlok dikarenakan stok yang melimpah khususnya di tingkat peternak. Kondisi tersebut otomatis berpengaruh terhadap harga di pasar tradisional.

“Produksi telur lago banyak di kandang, jadinya murah. Daya beli masyarakat juga menurun sehingga pengaruhi pembelian,” kata Dadang.

Meski harganya sedang murah, namun tak serta merta berdampak terhadap penjualan. Biasanya dalam sehari Dadang bisa menjual telur 1-2 kuintal dalam sehari. Ia mendapat pasokan telur ayam dari Blitar, Jawa Timur.

“Sekarang dibawah 1 kuintal, susah jualnya. Padahal harga lagi murah tapi yang beli enggak banyak. Mungkin lagi belum musim bikin kue jadi enggak butuh banyak telur,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan pedagang telur lainnya, Rinda (34). Pengiriman telur ayam sedang banyak-banyaknya dari wilayah Jawa Timur sehingga harganya pun kini malah anjlok.

“Pengiriman lagi banyak stoknya dari Jawa,” ucap Rinda.

Dalam sehari, Rinda biasanya menjual sekitar 4 kuintal. Namun di tengah harga telur ayam yang anjlok, penjualannya malah menurun. “Sekarang ada penurunan sedikit. Harga jadi murah tapi pembelian kurang,” imbuhnya.

Pihaknya waswas jika stok telur tidak lekas terjual. Dia berharap kondisi kembali normal. Sebab kondisi sekarang sebetulnya tak membuat pedagang untung. Pendapatannya menjadi menurun sebab penjualannya juga menurun.

“Telur paling bagus yang masih fresh. Kalau kurang laku dan didiamkan lama kualitasnya kurang bagus,” ujarnya. (fey)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan