BANDUNG – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengungkapkan penyumbang terbesar pengangguran di Indonesia berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Penyumbang pengangguran secara jumlah bukan SMK, tapi presentase lulusan SMK yang tercatat di situs memang presentasenya selalu tinggi,” ujarnya di Bandung, Kamis (16/9).
Hal tersebut berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2020.
Meski demikian, data tersebut diambil secara random atau acak dengan tidak memfokuskan terkait pengangguran. Namun ada juga terkait dengan sensus penduduk, jenis kelamin dan sebagainya.
Dia mengatakan, survei dilakukan pada usia 15 tahun hingga usia tak terhingga. Sementara itu masyarakat yang lulus SMK beberapa puluh tahun yang lalu pun juga masih dilakukan pendataan.
“Kalau mau yang disurvei itu usia lulus SMK 5 sampai 10 tahun terakhir,” katanya.
Saat ini pihaknya sedang fokus terhadap pendidikan vokasi untuk menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu. Seperti program pendidikan Diploma yang setara dengan program pendidikan akademik Strata satu.
Meski begitu, pihaknya tidak mengelak bahwa harus ada perbaikan dari segi SMK, akan tetapi jika SMK dibilang kontributor pengangguran terbesar dalam konteks ini, silakan untuk mengecek kembali.
“Tapi secara presentase, lulusan SMK memang paling tinggi. Namun sudah menurun lagi sejak tahun 2016-2019. Contoh sekarang sudah turun lagi mungkin harapan ada efek dari permintaan masa kepada kami,” pungkasnya. (mg1)