“Hal ini tentu juga dilakukan oleh universitas lain, karena dituntut untuk menyiapkan generasi emas 2045. Pada tahun 2045, lebih dari 60 persen penduduk Indonesia masih tergolong usia muda,” imbuhnya.
Universitas Widyatama telah berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah, dengan beberapa perguruan tinggi baik dalam negeri maupun mancanegara termasuk dengan dunia industri, agar perencanaan program, desain kurikulum, dan standar pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Dirinya pun mengungkapkan, bahwa untuk tahun akademik 2021/2022, kampus yang dipimpinnya siap untuk menyelenggarakan proses belajar dan mengajar (PBM) atau perkuliahan dalam jaringan. Sesuai dengan ketentuan dari pemerintah. Begitu juga sebaliknya siap untuk melakukan kuliah tatap muka.
“Sebenarnya tanpa adanya Covid-19, Universitas Widyatama sudah terbiasa melaksanakan perkuliahan secara daring, bahkan hampir 40% mata kuliah di UTama sudah didaringkan dengan sistem server sejak 2018,” ujarnya.
“Hal ini berarti, UTama dalam hal pelaksanaan kuliah daring selangkah lebih maju,” imbuhnya.
Prof Obi juga memberikan gambaran kepada mahasiswa barunya, saat lulus kelak, mereka harus siap berkompetisi di dunia kerja maupun usaha, secara internal, nasional bahkan global.
“Pintu persaingan global telah terbuka lebar sehingga mereka akan bersaing dalam dunia kerja secara regional dan global. Mahasiswa kami akan dibekali keahlian dan sertifikat dari BNSP, LSP serta setiap semester mendapatkan sertifat mata kuliah yang diandalkan dari Rektor,” kata Prof Obi.
Pada kesempatan itu juga dirinya berpesan agar mahasiswa barunya senantiasa menjaga niat untuk menuntut ilmu secara sungguh-sungguh, sehingga bisa lulus secepatnya. Saat menyusun tugas akhir mereka bisa memilih menulis skripsi, tesis, laporan, bisnis plan atau jurnal internasional.
Dia berharap, selama menimba ilmu di UTama mereka bisa meraih prestasi gemilang, baik di bidang akademik maupun non akademik.
Menjadi SDM yang unggul dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan kampus, bangsa dan negara di masa yang akan datang.
Saat ditanya mengenai kesiapan UTama melakukan perkuliahan tatap muka dalam waktu dekat di kala pandemi semakin melandai, Prof Obi menyebut kampusnya siap melakukannya. Terlebih seluruh dosen yang berjumlah sekitar 272 orang sudah divaksin, termasuk tenaga administrasi, staf, tenaga keamanan dan lainnya.