Kapolsek Tegaskan Tempat Wisata di Kawasan Ciwidey Masih Tutup

CIWIDEY – Sempat beredar kabar tempat wisata Ciwidey, Kabupaten Bandung kembali dibuka dan sudah dapat dikunjungi oleh para wisatawan.

Jabar Ekspres pun mendatangi lokasi wisata mulai dari Ciwidey hingga Rancabali untuk memastikan kebenaran tersebut.

Saat dilokasi, tempat-tempat wisata ternyata masih dalam kondisi tutup, bahkan melalui pendalaman informasi kepada beberapa warga dan pedagang, sudah lama obyek wisata belum dibuka.

Terlihat, cukup banyak warga yang berdatangan menggunakan kendaraan roda dua dan empat, baik ber plat nomor D hingga B.

Alhasil banyak pengunjung yang terlanjur datang hanya berada di gerbang tempat wisata atau sekadar duduk di kawasan kebun teh serta tempat nongkrong kedai, resto dan cafe.

Salah seorang pendatang asal Kota Bandung, Shinta Agustini, 21. Dia bermaksud berkunjung ke tempat wisata Kawah Putih bersama sang kekasih, Deri, 23, merasa kecewa setelah didapat bahwa lokasi tujuannya itu masih belum buka, berbeda dengan kabar yang Shinta dapatkan.

“Jadinya ngopi aja ke sini. Asalnya mau ke Kawah Putih bareng pacar, kirain udah dibuka soalnya PPKM udah Level Tiga, ditambah denger-denger emang tempat wisata udah bisa didatangin,” kata Shinta di cafe Coboy, Minggu (5/9).

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Ciwidey, AKP Hadi Mulyana menegaskan, semua obyek wisata yang berada di Kecamatan Ciwidey seperti Situ Patenggang, Kawah Putih, pemandian Air Panas, Bukit Jamur dan tempat wisata lainnya masih ditutup sementara dan belum diperbolehkan beroperasi walaupun saat ini PPKM turun ke Level Tiga.

Menurutnya, anggota Polsek Ciwidey bersama petugas loket tempat wisata sudah melaksanakan pemasangan imbauan penutupan wisata sementara untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19.

“Petugas tidak bisa melarang saat ada warga yang datang ke sejumlah warung yang buka di sekitar tempat wisata sekadar makan bersama, namun tetap menjaga jarak dan prokes dengan ketat,” ujar Hadi.

“Kami juga selektif untuk memperbolehkan warga hanya untuk makan di warung dan bukan untuk berwisata dan tetap menjaga prokes,” tambahnya.

Hadi mengimbau, agar pengelola resto atau cafe dapat mematuhi aturan supaya membatasi jumlah pengunjung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan