CIMAHI – Perilaku Buang Air Besar (BAB) sembarangan ternyata bisa menyebabkan kejadian fatal pada kesehatan. Salah satu penyakit yang rentan terjadi akibat perilaku buruk itu adalah diare. Perilaku tersebut masih terjadi di Kota Cimahi.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2021, penduduk Kota Cimahi yang sudah mendapat akses sanitasi yang layak baru mencapai 80 persen, dari total jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa lebih.
Artinya, masih ada 20 persen penduduk Kota Cimahi yang belum mendapatkan akses sanitasi yang layak sehingga masih melakukan perilaku BAB sembarangan. Kebanyakan dari mereka membuang hajatnya dari jamban langsung ke sungai, bukan ke septic tank.
Selain itu, melalui sarana mandi cuci kakus (MCK), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), menumpang ke keluarga atau tetangga, hingga ke fasilitas umum seperti masjid.
“Tahun 2021 jumlah penduduk Kota Cimahi yang mengakses sanitasi layak, baru mencapai 80 persen,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana pada Kamis (2/9).
Dikatakannya, untuk mengurangi perilaku BAB sembarangan, pihaknya terus menggenjot program One Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan. Tercatat sudah ada
sebanyak 113 RW atau sekitar 36,22 persen dari 312 RW yang ada di Kota Cimahi yang sudah diterapkan program tersebut.
Dijelaskannya, tahun 2021 berdasarkan target renstra dan renja Dinkes Kota Cimahi tahun 2021, ada 2 kelurahan yang akan deklarasi ODF, yaitu Kelurahan Padasuka dan Kelurahan Citeureup pada bulan November 2021.
Penentuan kelurahan ODF berdasarkan data penduduk terhadap akses jamban sehat yang dilaporkan oleh bidang yang menangani kesehatan sesuai dengan peraturan wali kota cimahi nomor 14 tentang penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
“Sehubungan dengan hal tersebut sangat diharapkan kelurahan yang bersangkutan dapat mempercepat terwujudnya RW ODF, dan dapat mengintervensi serta berkomitmen untuk menuntaskan ODF di wilayah masing-masing,” beber Ngatiyana.
Menurut Ngatiyana, untuk mendukung suplai jamban sehat, Kota Cimahi telah memiliki wirausaha sanitasi yang telah dilatih, sehingga dapat menyediakan jamban sehat murah dan bisa dibangun dalam segala kondisi dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman menjelaskan, aktivitas BAB sembarangan menyebabkan kuman yang dibuang itu akan mengalir bersama kotoran melalui air. Bahayanya, jika air yang sudah terkontaminasi itu digunakan masyarakat, maka kumannya pun rentan juga menular.