DEPOK – Meski bukan hal (wacana) baru, pengarusutamaan gender atau dengan bahasa lain disebut upaya membangun kesetaraan gender dalam kenyataannya masih belum mengakar dalam tata kehidupan sosial.
Semangat membangun kesetaraan gender memang belum lama menggema, jika dibandingkan dengan kajian tentang isu-isu berkaitan dengan hak asasi manusia (HAM) lainnya.
Wacana ini mula-mula dikembangkan pasca Perang Dunia II dan mulai populer pada dekade 1970-an hingga sekarang. Belakangan, dengan hadirnya gerakan feminisme (penegasan posisi perempuan dalam ruang publik) membuat isu gender semakin banyak dibicarakan oleh publik.
Terlepas dari kronologi kemunculan konsep dan gerakan sosial pengarusutamaan gender, problem seputar gender sendiri memang selalu menjadi perhatian publik terutama dari pemerintah.
Pasalnya, desakan untuk mewujudkan kesetaraan gender tidak hanya perlu, tetapi juga genting dan mendesak guna menopang harmoni dan ketahanan keluarga.
Kesetaraan gender bermakna perlunya keadilan dalam memberikan ruang dan kesempatan terutama bagi kaum perempuan dalam mengembangkan hak dan potensinya dalam tata kehidupan sosial.
Kesetaraan gender sangat diperlukan di era kekinian yang lebih terbuka dalam menghargai hak-hak perempuan itu sendiri. Seperti halnya laki-laki, perempuan juga memiliki bakat, kapasitas dan potensi yang sama jika mendapatkan ruang dan kesempatan yang setara, terlebih dalam membina rumah tangga yang baik dan harmonis.
Karena hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mendorong agar pengarusutamaan gender benar-benar menemukan momentumnya dalam membangun ketahanan keluarga.
“Hadirnya keluarga yang berkualitas tentu dimulai dari pelibatan seluruh anggota keluarga. Hal ini dapat dilakukan melalui pembagian tugas antara laki-laki (suami) dan perempuan (istri) sesuai dengan peran masing-masing. Begitu juga dengan anggota keluarga lainnya seperti anak-anak. Semua harus memiliki peran yang proporsional,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Supian Suri, Jumat (27/8).
Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh stakeholder agar bersama-sama membangun tatanan kehidupan keluarga dengan memperhatikan konsepsi kesetaraan gender itu sendiri.
“Kepada stakeholder saya mengajak untuk terus bersinergi dengan Pemkot Depok dalam mendorong program pengarusutamaan gender untuk membangun keluarga harmonis dan sejahtera,” ujarnya.