CIMAHI – Pengusaha bus angkutan umum di Kota Cimahi mengalami tekanan berat sejak mewabahnya pandemi Covid-19. Tak sedikit unit bus dan pekerjanya menganggur lantaran minimnya pemasukan.
Ada sejumlah faktor yang membuat bus angkutan umum dan pariwisata merana sejak virus korona melanda tahun 2020. Di antaranya kebijakan larangan mudik hingga wajib membawa surat bebas virus korona yang disyaratkan ketika itu.
Perusahaan yang terdampak di antaranya PT Kramatdjati Asri Sejati di Jalan Kerkof, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Bus yang biasanya mengantarkan penumpang ke berbagai daerah dibiarkan terparkir tanpa mengaspal sama sekali.
HRD NJE PT Kramatdjati Asri Sejati, Iwan Kartiwan mengungkapkan, pihaknya terpaksa tak mengoperasikan bus angkutan reguler dalam setahun lebih ini lantaran hanya akan membebani biaya operasional saja jika dipaksakan.
“Dari awal tahun kita udah terseok-seok sampai gak jalan sama sekali untuk reguler. Kalau dipaksa pun malah akan ada kerugian,” kata Iwan saat ditemui pada Kamis (26/8).
Iwan mengungkapkan, sejak pandemi COVID-19 yang melanda setahu lebih, nyaris semua bus di perusahaannya yang berjumlah sekitar 100 unit itu lebih banyak terparkir di garasi daripada mengaspal.
“Dalam setahun lebih ini, kita beroperasinya bisa dihitung dengan jari, sangat jarang. Sampai Gara-gara gak ada konsumen yang sewa bus pariwisata pun akhirnya dibiarkan akhirnya kaya gak terawat,” beber Iwan.
Untuk kebutuhan operasional seperti biaya perawatan untuk bus yang masih layak beroperasi dan karyawan yang tersisa, perusahaan tersebut hanya mengandalkan pemasukan dari bus yang disewa perusahaan untuk mengangkut karyawan.
“Itupun kalau ada yang sewa. Untungnya juga masih ada pemasukan dari paket,” ucapnya.
Kemudian untuk karyawan termasuk para sopirnya, lanjut Iwan, nyaris semuanya dihentikan karena sudah tak mampu lagi dipenuhi gajinya. Karyawan yang masih bekerja pun tak menerima gaji secara penuh.
“Nyaris 90 persen karyawan itu terdampak. Karyawan yang masih tersisa pun gajinya enggak full,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, pihaknya berharap pemerintah lebih memperhatikan pengusaha angkutan umum yang sangat terdampak dengan adanya pandemi COVID-19 ini. “Saya ingin pemerintah lebih care terhadap pengusaha angkutan orang. Karena kami terdampak pandemi COVID-19,” pungkasnya.