Diskominfo Depok Sebut Fenomena Hoaks Mulai Masuk Fase Euforia

DEPOK – Penyebaran berita bohong atau hoaks terus meningkat selama masa pandemi Covid-19. Fenomena ini bahkan diakui oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok.

Kepala Diskominfo Kota Depok, Sidik Mulyono, bahkan menyebut perkembangan fenomena hoaks ini belakangan, utamanya di Kota Depok telah memasuki fase euforia.

Euforia sendiri secara sederhana dimaknai sebagai sebuah situasi atau kondisi yang ditandai dengan perasaan yang ekstrem atau berlebihan terhadap sesuatu.

Dengan begitu, suasana euforia dalam konteks penyebaran hoaks sendiri mengandung arti, tingkat konsumsi atau persepsi warga terhadap hoaks kian sulit terkendalikan akibat kepercayaan yang berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu dapat diverifikasi keabsahannya.

“Saat ini bahaya hoaks sudah mencapai pada fase euforia, dikarenakan penyajiannya yang dikemas sedemikian rupa sehingga sesuatu tampak seolah-olah benar,” kata Sidik, Rabu (25/8).

Ia menjelaskan, fenomena ini muncul dengan beberapa indikasi. Namun, kata dia, gejalanya bisa diamati lewat dua indikator. Pertama, informasi atau berita yang beredar memakai huruf-huruf dengan cetakan tebal, dengan hiasan warna tertentu untuk menarik perhatian.

“Kemudian, kedua umumnya sebuah berita bohong membubuhi kalimat permintaan untuk disebarkan,” tuturnya.

Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh warga agar berhati-hati dalam mengonsumsi sebuah informasi yang belum diketahui pasti sumber dan keabsahannya.

“Karena sekarang ini kita sedang berada pada fase euforia terhadap hoaks, maka masyarakat diharapkan tidak menelan begitu saja setiap informasi yang didapatkan. Apalagi di masa pandemi ini banyak sekali berita bohong yang beredar luas di masyarakat sehingga butuh kejelian dalam memilah dan meyakini setiap informasi,” bebernya.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya mengaku terus intens memberikan sosialisasi baik melalui platform digital maupun sarana informasi lainnya untuk meningkatkan kesadaran warga tentang bahaya hoaks.

Ia juga membagikan tips kepada masyarakat agar tidak mudah terjebak dalam mengonsumsi dan menyebarkan sebuah informasi palsu alias berita bohong.

“Pertama, harus diselidiki terlebih dahulu sumber informasi tersebut. Cari sumber informasi lainnya yang absah sebanyak mungkin untuk mengkroscek kebenarannya serta jangan langsung percaya jika informasi tersebut bersifat menghasut ataupun mengajak pada sesuatu yang bertentangan dengan regulasi atau hukum yang berlaku,” pungkasnya. (Mg2)

Tinggalkan Balasan