JAKARTA – Angelina Jolie, aktris Amerika yang juga dikenal sebagai aktivis kemanusiaan, menunjukkan simpati mendalam kepada warga Afghanistan. Baru-baru ini, sang aktris mengunggah postingan mengenai surat dari seorang perempuan Afghanistan, menunjukkan kepada dunia .
Surat itu berisi cerita tentang perlakuan Taliban kepada warga Afghanistan. ’’Beberapa orang berkata bahwa Taliban berubah, tapi saya rasa tidak demikian. Itu karena (reputasi) masa lalu mereka yang sangat buruk,’’ bunyi surat gadis Afghanistan tersebut kepada Angelina Jolie.
Gadis itu bercerita bahwa Taliban pernah datang ke rumahnya dan dirinya merasa ketakutan. Sejak itu dia berpikir bagaimana bersekolah atau mengikuti kursus nanti dengan situasi seperti saat ini. Dia merasa ingin kembali ke masa 20 tahun lalu. Yaitu, ketika Taliban tumbang. ’’Kami tengah kehilangan kebebasan dan terpenjara sekali lagi,’’ tambahnya.
Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, kondisi Kabul memang berubah drastis. Foto-foto perempuan yang sebelumnya menjadi hiasan di depan salon, toko baju, dan pusat perbelanjaan telah dicat dengan warna hitam atau putih. Perempuan yang bekerja untuk stasiun penyiaran milik negara juga diberi tahu bahwa mereka telah dipecat. Perempuan yang pakaiannya kurang tertutup diserang dan penggeledahan dari rumah ke rumah tetap dilakukan. Beberapa orang dilaporkan ditawan.
Angelina Jolie mengatakan, saat ini penduduk Afghanistan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi melalui media sosial. Mereka juga tidak bisa lagi mengekspresikan diri dengan bebas. ’’Karena itu, aku memakai Instagram untuk membagikan kisah mereka dan menyuarakan ke seluruh dunia yang berjuang untuk hak asasi mereka,’’ tulis Angelina Jolie di halaman Instagram-nya yang hingga tadi malam memiliki 7,2 juta followers.
Sementara itu, AS meminta beberapa maskapai besar untuk terlibat dalam evakuasi di Afghanistan. Negeri Paman Sam itu harus mengeluarkan puluhan ribu penduduk AS, Afghanistan, dan warga asing lainnya yang ingin meninggalkan negara tersebut. Armada Udara Cadangan Sipil (CRAF) yang jarang digunakan kini diaktifkan untuk membantu pergerakan orang-orang yang tiba di pangkalan udara AS di Timur Tengah.
’’Kami berusaha sebaik-baiknya untuk mengeluarkan semua orang, semua warga Amerika yang ingin pergi (dari Afghanistan, Red),’’ tegas Menteri Pertahanan Lloyd Austin seperti dikutip Agence France-Presse.