Sebetulnya, pihak operator liga sudah memiliki gambaran karena sempat melakukan vaksinasi kepada para pemain saat turnamen pramusim Piala Menpora. Ketika itu, semua pemain divaksin. Hanya, ada klub yang tidak ikut bertanding seperti Persipura Jayapura.
Pihaknya juga siap membantu vaksinasi untuk menambah keamanan pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2. ”Tentu ini hal yang baik menuju kickoff Liga 1 dan 2. Karena kami ikut membantu tercapainya program herd immunity di komunitas kita sendiri,” jelas Hadian.
Adanya persyaratan wajib dua kali vaksin itu sempat membuat Persebaya pusing. Sebab, empat pemain asingnya, yakni Taisei Marukawa, Alie Sesay, Jose Wilkson, dan Bruno Moreira, baru mendapatkan satu kali vaksinasi pada Rabu (18/8). Artinya, empat pemain tersebut sangat mungkin tidak bisa dimainkan pada laga awal Green Force, julukan Persebaya, di Liga 1.
Sekretaris Persebaya Ram Surahman menuturkan, empat pemain itu baru dapat vaksinasi karena kendala jenis vaksin. Sebab, dua di antara empat pemain tersebut, yakni Sesay dan Marukawa, hanya mau vaksin yang sesuai dengan aturan negara asalnya. ”Dua pemain itu butuh vaksin AstraZeneca karena sesuai dengan negaranya. Alhamdulillah, dibantu Bu Gubernur,” ujarnya.
Sementara itu, Media Officer Arema FC Sudarmaji mengatakan, sejauh ini seluruh komponen di skuad Arema FC sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. ”Pelatih, juga semua ofisial. Kami juga akan berkoordinasi dengan satgas Covid daerah,” ungkapnya.
Pihaknya pun menyambut baik keluarnya rekomendasi dari BNPB atau Satgas Penanganan Covid-19 untuk penyelenggaraan Liga 1. Sudarmaji berharap seluruh kontestan Liga 1 mematuhi semua persyaratan yang diminta.
Sepak Bola dari Desa
Di sisi lain, PSSI terus concern pada program pengembangan. Setelah bekerja sama dengan tujuh universitas, PSSI aktif dalam upaya membangun ekonomi dan sepak bola dari desa. Kemarin PSSI melakukan webinar bersama pihak terkait.
Ketua PSSI M. Iriawan menyebutkan, membangun sepak bola dari desa sangat efektif. Itu berkaca dari skuad timnas Indonesia di beberapa kelompok umur dan senior. Sebanyak 80 persen di antaranya berasal dari desa. ”Tidak ada sepak bola yang kuat tanpa sepak bola grassroots,” katanya.