Sederhana, kata dia misalnya bicara soal pentingnya vaksinasi ini. Kemudian informasi soal tes antigen dan PCR. Lalu ketentuan berapa lama pasien isoman. Juga soal penyebaran virus varian baru yang begitu bahaya dan cepat sekali.
“Jadi solidarity maker itu bisa dimulai dari keluarga. Kalau dapat link berita hoax, sebaiknya bisa cek kebenarannya dengan cara meringkas poin-poin penting yang mengacu berdasarkan sains,” ungkapnya.
Divisi Bidang Pemberdayaan Ekonomi FSK Wida Septarina menambahkan, soal perubahan perilaku 3M ini, pendekatannya terhadap masyarakat praktiknya harus menyamakan persepsi. Edukasi 3M harus disebarkan melalui kesadaran yang dibangun oleh masyarakat di sekeliling kita.
“Karena masih banyak orang enggak percaya pakai masker, di Jakarta juga banyak. Jadi edukasi literasi publik ini penting,” katanya.
Selain edukasi, dia juga mengajak para relawan untuk saling membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Misalnya para pekerja harian lepas yang pendapatannya tak menentu atau juga pada orang-orang yang isoman.
Bantuan pangan paling dibutuhkan masyarakat, karena mereka tak ada penghasilan untuk belanja. Wida menuturkan, misalnya saja di Foodbank Indonesia, organisasi yang kini juga dikelolanya, sejak pandemi sudah bergerak membantu masyarakat.
“Menurut saya segala sesuatu harus gotong rotong, apalagi dalam menghadapi krisis yang menimpa bangsa,” tutup Wida.
(Jawapos.com)