Sementara, pengenalan literasi gizi yang masih rendah di masyarakat telah berdampak buruk, salah satunya menyebabkan hampir 100 tahun Indonesia direcoki oleh informasi yang salah atau iklan yang salah terutama mengenai asupan gizi seperti susu kental manis.
“Selama ini literasi gizi banyak simpang siur atau salah persepsi, yang menganggap susu kental manis itu sebagai minuman bernutrisi. Padahal faktanya tidak lebih adalah mengandung gula yang cukup tinggi yang tidak lain hanyalah sirup beraroma susu,” katanya.
Karenanya, melalui cerita pendek untuk anak dia berharap orang tua nantinya dapat memberikan asupan gizi kepada balita atau anak-anak mereka, yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah ataupun peraturan yang ada di Indonesia.
“Jadi, harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak, tidak boleh banyak gula,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan pihaknya banyak bekerjasama dengan lembaga-lembaga masyarakat dalam rangka menggencarkan literasi gizi dan kebiasaan konsumsi makanan sehat dan bergizi untuk anak. HIMPAUDI sebagai himpunan tenaga pendidik merupakan mitra yang tepat dalam mewujudkan generasi yang sehat dan produktif di masa depan.
Seperti diketahui, HIMPAUDI merupakan kelompok tenaga pendidik yang memegang peranan penting dan menentukan perkembangan anak selanjutnya dengan anggota lebih dari 10 ribu tenaga pendidik yang tersebar di seluruh Indonesia.
“HIMPAUDI siap menjadi laskar untuk mengedukasi keluarga dalam upaya menciptakan Jakarta sehat, sejahtera dan Bahagia,” pungkas Netty Herawati M.Si. (*)