DPD Partai Nasdem Gelar Vaksinasi untuk Para Santri

SOREANG – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Nasdem Kabupaten Bandung menggelar vaksinasi massal bagi para santri dan orangtua serta para kader Partai Nasdem di Pondok Pesantren Palgenep Mathla’ul Anwar Margahayu, Jumat sampai Minggu (13-15/8).

Bupati Bandung Dadang Supriatna mengapresiasi kegiatan vaksinasi massal yang diselenggarakan Partai Nasdem bagi para pelajar (santri) dan orangtuanya karena itu bisa membantu mempercepat tercapainya target vaksinasi sebanyak 80% masyarakat Kabupaten Bandung di bulan Desember nanti.

Menurut Kang DS panggilan akrabnya, program vaksinasi pada pelajar menjadi sangat penting agar proses belajar mengajar secara tatap muka bisa segera dilaksanakan.

“Jadi kalau melihat daripada sasaran pelajar, kita upayakan di 80 persen juga karena pendidikan jangan sampai berhenti, target ini harus bisa diselesaikan maksimal di 2021,” ungkap Kang DS saat diwawancara.

Sementara itu, Ketua DPD Nasdem Kabupaten Bandung, Agus Yasmin mengatakan pelaksanaan vaksinasi tersebut sebagai implementasi atas arahan DPP Nasdem dan DPW Nasdem. Pihaknya mencoba mengakselerasi kegiatan tersebut kepada 500 orang santri, 500 orangtua santri dan 500 kader Partai Nasdem di wilayah Kabupaten Bandung.

“Data ini nanti kita masukan kepada DPP dan Dinkes. Sehingga data ini terintegrasi antara partai dan pemerintah daerah,” kata Agus.

Vaksinasi Santri Sebagai Persiapan PTM

Dikatakan Agus, target vaksinasi ada sebanyak 5000 sasaran. Namun pelaksanaannya secara bertahap. Vaksinasi tersebut, katanya, diberikan untuk para santri dan orangtuanya.

Hal tersebut, kata Agus, sebagai bekal untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka nantinya. Karena tidak dapat dipungkiri, pembelajaran tatap muka menjadi sangat penting. Pasalnya ada beberapa mata pelajaran yang tidak bisa dilaksanakan secara daring.

“Jadi ada semacam pendidikan praktek yang harus diberikan. Tetapi jumlah santri di dalam kelasnya nanti kita ubah yaitu satu kelasnya hanya sepuluh orang,” jelasnya Agus.

Karena itu, lanjut Agus, pihak Yayasan dan Pondok Pesantren juga harus waspada dan teliti terkait protokol kesehatan. Sehingga semua sarana dan prasarana protokol kesehatan pasti akan disediakan.

“Mulai dari tempat cuci tangan. Begitu santri datang kemudian juga diukur suhunya. Diberikan masker dan mereka tidak boleh bergerombol. Ketika pulang langsung guru mengantarkan mereka supaya keluar dari sekolah dalam kelompok yang kecil,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan