Kenaikan PMTB sejalan dengan naiknya investasi di sektor riil. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada triwulan II-2021 mencapai Rp. 223,0 triliun atau meningkat 16,2 persen dibandingkan triwulan II-2020 yang didorong oleh kinerja PMA yang mencapai Rp 116,8 triliun atau meningkat 19,6 persen year on year.
‘’Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki daya tarik tinggi bagi investor asing, salah satunya Jepang,’’ucapnya.
Untuk itu, dalam rangka meningkatkan iklim investasi, Pemerintah Indonesia telah melakukan launching Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko atau dikenal dengan OSS versi RBA pada tanggal 9 Agustus 2021 lalu.
Diharapkan dengan keberadaan OSS Berbasis Risiko akan dapat mempermudah para pelaku usaha untuk memperoleh perizinan, serta mengurangi inkonsistensi dan interlocking regulasi antara pusat dan daerah.
‘’Tujuan utamanya tentunya, sejalan dengan UU Cipta Kerja, adalah kemudahan penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan pekerja, peningkatan produktivitas pekerja, serta peningkatan investasi,’’papar Airlangga.
Terkait fenomena kebijakan beberapa negara yang merelokasi pabriknya dari Tiongkok ke negara lain, perusahaan Jepang juga melakukan relokasi ke negara lain, khususnya Indonesia.
Dari total tujuh perusahaan multinasional yang telah berkomitmen untuk masuk ke Indonesia, terdapat tiga perusahaan Jepang yang akan merelokasi pabriknya dari Tiongkok ke Indonesia.
“Selamat ulang tahun yang ke-3 bagi IJBNET. Semoga ke depannya IJB dapat terus melaksanakan program-program kerjasama bisnis Indonesia-Jepang demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara,” pungkas Airlangga.
Turut hadir dalam kegiatan Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) antara lain, Mr. Kenji Kanasugi Duta Besar Jepang untuk RI, Heri Akhmadi Duta Besar RI untuk Jepang, Suyoto Rais Ketua Umum IJBNet. (frh/fsr)