BANDUNG – Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan, masih banyak keluhan para tenaga kesehatan (Nakes) penanganan Covid-19 mengenai keterlambatan pembayaran insentif.
“Keterlambatan pencairan tersebut datang dari mereka yang bekerja di fasilitas kesehatan daerah. Untuk tahun 2021 yang punya kontribusi besar terhadap masalah insentif ini adalah pemerintah daerah,” ucap Hanif dalam diskusi daring yang diselenggarakan Amnesty Internasional, Jumat (6/8).
Harif mengatakan, banyak Pemda belum menganggarkan pengadaan insentif nakes pada 2021. Namun, pemda tak merinci daerah mana saja yang dimaksud.
“Pada saat pemilu, isu kesehatan kadang menjadi cantik, manis, untuk ditawarkan, tapi kondisi hari ini, fakta kami dapatkan banyak kepala daerah yang tidak peduli dengan nakes,” ujarnya.
Ia menyebutkan, Amnesty International Indonesia mencatat setidaknya 21.424 tenaga kesehatan di 21 provinsi mengalami penundaan atau bahkan pemotongan pembayaran insentif sejak Juni 2020.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemberian dana insentif untuk nakes di Provinsi Jabar belum direalisasikan secara penuh. Pasalnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar baru mencairkan setengah dari data yang sudah disampaikan oleh rumah sakit.
Menurutnya, Pemprov Jabar akan membayarkan insentif tenaga kesehatan berdasarkan input data dari rumah sakit yang diserahkan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar.
“Insentif nakes itu kan dibayar sesuai dengan tagihan rumah sakit. Setelah kita ingatkan rumah sakit bekerja mungkin karena kedaruratan, sekarang sudah terealisasi di 55,8 persen. Agustus ini sedang disiapkan untuk bulan Juli,” katanya.
Ia pun membantah, jika Pemda Jabar telat dalam penyaluran insentif nakes. Sebab, tagihan-tagihan dari pihak rumah sakit belum diajukan ke Pemda.
“Jadi bukan Pemprov Jabar telat bayar. Tapi tagihannya tidak ada. Kami sudah melakukan konsistensi dan mengingatkan rumah sakit sehingga sekarang kurang lebih sudah sesuai target,” cetusnya.
Gubernur yang gemar melukis itu menjelaskan, saat ini penyaluran insetif nakes sudah mencapai 50 persen. Ia menguku, pemda Jabar telah mempercepat dan memudahkan pencairan untuk Nakes.
“Ada 50 persenan sudah terbayar ditengah tahun ini. Tadinya hanya 16 sampai 19 persen. Kami akan terus membina RS untuk disiplin waktu dalam mengajukan usulan insentif tenaga kesehatan,” jelasnya.