JAKARTA – Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menyampaikan pandangan terkait kritik tajam yang dilontarkan politikus PDIP kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mereka adalah Puan Maharani, Effendi Simbolon, dan Masinton Pasaribu. Effendi terang-terangan menuding Presiden Jokowi yang ogah menerapkan karantina nasional alias lockdown untuk mengatasi laju penyebaran Covid-19 tak patuh konstitusi, sedangkan Masinton menyikat Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang dinilainya menggampangkan masalah.
Sementara Ketua DPR RI Puan Maharani mengkritik aturan makan di warung maksimal 20 menit dalam penyesuaian PPKM Level 4 yang diumumkan Presiden Jokowi.
“Sama saja menampar muka sendiri mereka, karena kan mereka itu partai penguasa,” ucap Arief menyampaikan pendapatnya kepada JPNN.com, Kamis (5/8).
Bagaimanapun, kata Arief, yang dikerjakan Jokowi dan Luhut merupakan penerapan dari misi dan visi PDI Perjuangan yang dimasukkan ke dalam janji-janji kampanye Jokowi. Kemudian, dijabarkan lagi melalui program-program pemerintahan.
“Artinya, kalau mereka mengkritik Jokowi dan Luhut, sama saja tidak punya komitmen yang kuat pada Jokowi,” sambungnya.
Eks wakil ketua umum Partai Gerindra itu menilai kritik Puan, Effendi dan Masinton bisa juga menjadi pertanda mulai pupusnya dukungan PDIP kepada pemerintahan Jokowi.
“Kalau demikian, saya rasa Jokowi harus siap-siap ditinggal PDI Perjuangan dan juga PDI Perjuangan lewat dua kadernya harus bisa meminta partai untuk menarik kadernya dari kabinet Jokowi-Maruf amin,” ucap Arief.
Ketua umum FSP BUMN Bersatu itu menyebut kritikan Masinton bukan sembarangan. Sebab, memang penanganan Covid-19 oleh Luhut Pandjaitan juga banyak menuai kritikan.
“Cuma, kalau sama PDI Perjuangan Luhut masih mikir untuk ngancam-ngancam atau gertak sambal, kali ya. Beda kalau kubu SBY atau oposisi yang mengkritik, pasti dia marah besar,” tutur Arief.
Dia juga menyinggung kritikan Effendi Simbolon yang menyalahkan Jokowi yang tidak mau menerapkan lockdown.
“Kalau lockdown, dalam hitungan minggu dipastikan Jokowi digulingkan,” ucap Arief.
Selain itu, dia menyebut penerapan lockdown membutuhkan dana besar untuk bisa menanggung keperluan dan kebutuhan hidup utama masyarakat.
“Memang punya uang apa negara? Wong utang saja sudah sampai ubun-ubun, kok, sudah mau tenggelam oleh utang,” pungkas Arief Poyuono.