Dirjen Perhubungan Darat Tegaskan Mobilitas Massa Turun Selama PPKM

BANDUNG – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan pergerakan mobilitas massa di jalan tol, pelabuhan dan terminal mengalami penurunan semenjak penerapan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga Level.

Pergerakan penyeberangan laut di pelabuhan merak, bakauheni, ketapang dan gilimanuk secara umum mengalami penurunan baik untuk kendaraan pribadi, sepeda motor maupun pejalan kaki.

Hal tersebut diungkapkannya ketika menghadiri kegiatan pembagian bantuan sosial bagi para penyelenggara transportasi di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Rabu(4/8).

Meski begitu, dia menegaskan untuk kendaraan pengangkut barang hingga logistik tidak terganggu aktivitasnya mengingat industri tersebut mendapat previllage dari kementerian perhubungan.

“Orang, kendaraan, logistik di beberapa daerah rata-rata pergerakan kendaraan pribadi melakukan penghitungan di sekitar jalan tol itu penurunannya untuk di semua jalan tol yang didapat dari jasa marga antara 35 persen,” ujar Budi.

“Yang diperhatikan oleh Pak Menteri, kendaraan logistik jangan sampai terganggu dan terhambat. Di beberapa daerah ada peningkatan, namun ada juga beberapa yang mengalami penurunan tapi sangat sedikit sekali. Artinya dalam situasi seperti sekarang ini kendaraan logistik itu yang memang mendapatkan suatu keistimewaan dari pemerintah dan juga termasuk kegiatan ekonomi itu berjalan dengan baik,” tuturnya.

Dia menambahkan, sebanyak 38 terminal bus di Jawa juga mengalami hal serupa yaitu turunnya volume kendaraan bus dan mobil yang datang maupun keberangkatan. Penurunan itu karena aturan perjalanan menjadi lebih ketat seperti menunjukkan bukti telah divaksin dan keterangan rapid tes.

Kendati demikian, pihaknya mencium satu ekosistem baru yaitu adalah angkutan travel gelap. Untuk itu, pihaknya bersama kepolisian bakal menindak tegas apabila menemukan hal tersebut di lapangan.

“Begitu mobil bus banyak yang tidak melakukan kegiatan perjalanan tidak beroperasi ternyata sekarang ada ekosistem baru yang ilegal yaitu adalah angkutan travel gelap. Jadi mobil-mobil kecil yang dipakai oleh masyarakat untuk pergerakan dari satu daerah ke daerah lain karena itu tidak tercover oleh penyekatan-penyekatan karena mungkin mereka kebanyakan lewat jalan tol,” ungkapnya.

“Jadi secara umum penurunan terjadi antara 30-40 persen di jalan tol maupun penyeberangan laut. Tapi yang logistik ini cukup membanggakan,” tutupnya. (boy)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan