SOREANG – Bupati Bandung Dadang Supriatna menyebutkan, ada 3 poin penting bagaimana vaksinasi bisa dilaksanakan, yaitu tenaga vaksinator, sasaran vaksinasi dan vaksin itu sendiri. Ketiadaan salah satunya, menyebabkan kegiatan vaksinasi tidak dapat dilakukan.
“Target kita itu akhir Desember 2021 atau awal Januari 2022, 80% penduduk selesai menerima vaksin. Dari total 3,6 juta penduduk Kabupaten Bandung, berarti sekitar 2,8 juta orang. Jika dihitung usia 18 tahun ke atas, berarti sekitar 2,4 juta orang ditargetkan selesai mendapatkan vaksin,” kata Bupati Dadang Supriatna di rumah jabatannya, Soreang, Jumat (16/7).
Vaksinasi di Kabupaten Bandung sendiri, tutur bupati, hingga saat ini baru mencapai sekitar 300.000, atau masih tersisa sekitar 2,1 juta sasaran. Pengadaan tenaga kesehatan (Nakes) untuk vaksinator, juga tengah diupayakan jajarannya.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung, lanjut Kang DS, untuk penanganan Covid-19 dari Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar 80 miliar. Sekitar 50 miliar diprioritaskan untuk kegiatan vaksinasi.
“2 poin sudah ada, nakes dan sasarannya. Kemarin kita baru menerima sekitar 2 ribu vial vaksin, itu berarti untuk 20 ribu sasaran. Kalau 80% harus selesai akhir tahun, diperkirakan kita butuh 31 ribu vaksinasi per harinya. Nah, ketiadaan salah satu dari tiga poin tadi, kita tidak bisa melaksanakan rencana sesuai dengan harapan,” urai Kang DS, sapaan akrab bupati.
Untuk itu dirinya mengharapkan pemerintah pusat, untuk mempercepat pengadaan vaksinnya. Kang DS juga mengajak perusahaan, untuk bisa membantu percepatan melalui kegiatan vaksinasi massal. Tanpa kebersamaan, program vaksinasi tidak akan sukses.
Ia mengaku telah melayangkan surat kepada Kementerian Kesehatan, juga meminta bantuan secara langsung kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kita juga meminta bantuan kepada anggota DPR RI yang Dapil Jabar II, yaitu Pak Haji Cuncun, Pak Haji Anang dan lainnya. Nah, permintaan bantuan ini untuk mendorong kelancaran distribusi vaksin,” pungkas Kang DS. (yul)