BANDUNG – Pakar Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran, Irvan Afriandi solusi untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah PPKM rasa lockdown, karena hal tersebut dapat menghentikan untuk sementara aktivitas masyarakat.
“Hanya ini kan keputusan berat ya untuk melakukan lockdown, dengan tanda kutip maka kalo saya pribadi usul PPKM rasa Lockdown jadi judulnya PPKM darurat tetapi aturannya seperti lockdown yang dilakukan seperti negara-negara lain,” ujarnya di Bandung Menjawab secara virtual, Kamis (1/7).
Jika dua pekan lockdown bisa dilakukan maka tidak akan terjadi interaksi secara langsung antara masyarakat, Irvan berharap orang yang positif Covid-19 yang isoman bisa sembuh dan yang dirawat di rumah sakit dengan disertai komorbid dapat tertangani.
“Virus akan ada pada orang yang sakit, orang yang sakit itu diharapkan sudah di isolasi di rumah dan di rumah itu sudah dilakukan penyekatan dengan anggota yang lain, Insyallah virus gak akan pindah juga, maka dengan daya tahan tubuh yang baik, orang ini akan sembuh dengan sendirinya,” katanya.
“Nah kalau ini (lockdown) terjadi selama 2 minggu, kenapa dua minggu? Karena secara rata-rata orang yang terinfeksi virus sebagian 85 persen itu sebenernya akan sembuh, itu yang bukan di rumah sakit ya. Kalau ini semua kompak di lakukan, virusnya sudah melandai, yaudah selesai,” sambungnya.
Irvan menambahkan kebijakan lockdown dilakukan tidak otomatis kasus langsung turun, tetapi melandai secara perlahan.
“Kuncinya pada implementasi, kadang kebijakan sudah bagus tapi implementasi di lapangan repot,” katanya.
“Kita ada PPKM lalu ada penyekatan terjadi tapi interaksi tetap terjadi. Lockdown harus dilakukan secara masif dan merata di seluruh wilayah,” pungkasnya. (MG8)