JAKARTA – Kasus Covid-19 dalam 2 hari Sabtu-Minggu (26-27 Juni), dalam sehari mencapai lebih dari 21 ribu kasus. Menyikapi kondisi ini, ada banyak pekerjaan rumah yang terus ditelusuri.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara 2018-2020 dan pernah berkantor di New Delhi, India, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan aturan saat ini di zona merah hanya 25 persen kerja di kantor, pengunjung atau kapasitas mal hanya 25 persen dan makan atau minum di tempat atau dine-in paling banyak 25 persen tempat yang ada. Juga disebutkan bahwa pada zona merah kegiatan di area publik ditutup dan di zona lainnya diizinkan dibuka paling banyak 25 persen kapasitas. Lalu kegiatan seni, sosial, dan budaya di zona merah juga ditutup sementara, dan pada zona lainnya diizinkan dibuka paling banyak 25 persen kapasitas.
“Kalau semua hal ini benar-benar terimplementasi dengan benar, maka harusnya tercermin dengan aktivitas kemasyarakat di lapangan dan lalu lintas yang juga harus turun secara nyata, katakanlah hanya 25 persen dari hari-hari sebelumnya. Kalau kenyataan ini tidak terjadi, dan nampaknya di sebagian tempat demikian adanya, maka tentu ada yang perlu dievaluasi dan diperbaiki lagi, baik dari sudut aturan yang ada, bagaimana implementasinya di lapangan dan juga bagaimana kepatuhan masyarakat luas,” katanya kepada wartawan, Senin (28/6).
Ia juga mendorong agar tes terus digenjot. Ia membandingkan dengan India yang juga menaikkan jumlah tes nya sampai 2 juta tes sehari, 10 kali lipat lebih tinggi dari rekomendasi WHO. Yang juga patut digaris bawahi adalah bahwa angka kepositifan di India bulan Mei adalah lebih dari 20 persen dan di bulan Juni hari-hari ini sudah sekitar 3 persen saja, turun amat tajam pula.
Jumlah tes di Indonesia menurut laporan 26 Juni 2021 adalah 98.274 orang, sementara kita tahu penduduk kita kurang lebih seperempat penduduk India. Yang juga menarik adalah data 26 Juni 2021 itu menunjukkan angka kepositifan kita adalah 19,8 persen, tetapi kalau lihat kepositifan berdasar tes PCR adalah amat tinggi yaitu 37 persen, dan kepositifan berdasar tes antigen hanya 1 persen saja.
Ia menambahkan sesudah tes, maka tentu harus diikuti dengan kegiatan telusur (trace) yang maksimal. Menurutnya dari 1 pasien, sebanyak 30 kontak erat lainnya harus ditelusuri atau harus dites.