BANDUNG – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Jawa Barat (Jabar) Dadan Hidayat merekomendasikan agar para petani milenial agar membudidayakan tanaman hias.
Menurutnya, potensi tanaman hias memiliki nilai ekonomis tinggi dan tidak memerlukan lahan luas. Tanaman hias banyak diminati pasar internasional, seperti Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Siprus, dan Kanada.
‘’Jadi peluang pasar ekspor yang besar dapat memicu petani milenial untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman hias,’’katanya dalam keterangan rilisnya, Minggu, (27/6).
Selain memiliki peluang pasar, tanaman hias juga cukup efisien secara modal juga luas lahan. Karena dengan luas shade house hanya 12 meter persegi dan modal usaha kurang lebih Rp50 juta, dapat menghasilkan Rp 10 – 16 juta per bulan.
Untuk program ini pihaknya telah menyiapkan 16 jenis tanaman hias sebagai rekomendasi untuk petani milenial.
Mulai dari aglaonema pictum, crystosperma goeldiana, dracaena jiewhoei, homalomena merah, homalomena hijau, homalomena Papua, piper Papua, sampai raphidophora tenuis hijau.
Komoditas tanaman hias ini nantinya akan dibeli langsung oleh CV Minaqu Indonesia. Sedangkan untuk bibitnya nantinya akan disediakan juga.
“Bibit digaransi dan disiapkan yang terbaik karena offtaker juga harus mengisi peluang pasarnya. Kalau bicara pasar ekspor ada 3K yang harus dipertahankan yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas,” tambahnya.
Sejauh ini, Dinas TPH Jabar sendiri sudah menyelesaikan pembekalan teknis dan dinamika kelompok untuk petani milineial dengan komoditas tanaman hias di dua lokasi.
‘’Kita ada di dua tempat, Satuan Pelaksana BBH Margahayu Lembang dengan jumlah peserta sebanyak 198 orang, dan Balai Benih Holtikultura (BBH) Pasir Banteng Jatinangor dengan jumlah peserta 179 orang,’’pungkas Dadan. (red)