JAKARTA – Mutasi varian baru COVID-19 terus bermunculan. Di Jakarta, terdeteksi ada 70 kasus. Yang terbanyak varian Delta asal India.
Ini diperoleh dari pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) ke 987 sampel yang diduga mutasi virus.
“Dari 70 sampel tersebut, sebanyak 33 kasus memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri. Kemudian, 19 transmisi lokal varian Delta di DKI Jakarta,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, di Jakarta, Kamis (24/6).
“Ada juga 10 transmisi lokal varian Delta di Debotabek yang pemeriksaannya dilakukan di Jakarta. Lalu 8 kasus masih dalam proses verifikasi,” tambahnya.
Dia menyebut dari 70 kasus itu yang terbanyak varian Delta, jumlahnya sebanyak 55 kasus.
Kemudian varian Alpha 12 kasus, dan 3 kasus varian Beta.
Jumlah klaster di Jakarta mulai dari klaster kantor hingga keluarga. Pada periode 14-20 Juni ditemukan 576 kasus positif dari 105 kantor.
Sedangkan, untuk klaster keluarga periode 14-20 Juni ada 10.967 orang positif dari 912 keluarga.
“Dari hasil studi, varian Delta terbukti 4 kali lebih menular dan meningkatkan angka perawatan rumah sakit,” ucapnya.
“Namun, dengan vaksinasi dan taat protokol kesehatan secara ketat, dapat meminimalisir potensi tertular virus ini. Semua merk vaksin saat ini ampuh untuk mencegah varian mutasi virus baru,” tambahnya.
Masyarakat diminta mengurangi mobilitas dan menaati aturan. Untuk yang bekerja dari kantor sebanyak 25 persen. Sisanya bekerja dari rumah.
“Keluar rumah jika benar-benar penting. Lebih baik di rumah saja,” tutupnya. (rh/fin)