BANDUNG – Meski di masa Pandemi Covid-19 Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) siapkan tiga program besar pada 2021.
Ketua Pokja Pengelolaan Air dan Pariwisata Satgas Citarum Harum Dikky Achmad Sidik mengatakan, program pertama adalah penataan dan revitalisasi saluran Kalimalang tahap II di Kota Bekasi.
Kedua, penataan Situ Ciburuy Kabupaten Bandung Barat. Terakhir, pembuatan Embung Tanjung Wangi di Kabupaten Bandung.
Menurutnya, mengacu pada dokumen master plan, revitalisasi Kalimalang terdiri dari empat segmentasi ruas, yaitu ruas selebrasi 15.172 m2, ruas komunitas 16.980 m2, ruas hijau edukasi 17.610 m2, dan ruas ekologi 10.081 m2.
“Kriteria keberhasilannya yaitu meningkatnya destinasi wisata berbasis air dengan kualitas air mutu kelas 2,” kata Dikky, Kamis (24/6).
Saat ini, kata Dikky, pihaknya telah melakukan tanda tangan kontrak pengerjaan pada 28 April 2021 lalu dan koordinasi lapangan dengan pelaksana pekerjaan pembangunan jalan Tol Becakayu (PT Waskita toll road –seksi 2a ujung).
Sementara itu, penataan dan revitalisasi Situ Ciburuy pada 2021 yaitu pembangunan visitor center, restoran baru/foodcourt, restoran besar, tujuh restoran typical, mushola, toilet, dermaga, utilitas pendukung, dan normalisasi situ.
“Satu restoran typical menampung 4 warung, satu restoran kecil menampung 8 warung, adapun jumlah total warung yang dibangun sebanyak 38 warung, dan saat ini kondisi eksisting di lapangan terdapat 34 warung,” ucapnya.
Adapun kriteria keberhasilan penataan Situ Ciburuy sama halnya dengan penataan Kalimalang yaitu meningkatnya destinasi wisata berbasis air dengan kualitas air mutu kelas 2 di lahan seluas 41,15 hektare yang menampung ± 4.755.000 m3 air itu.
Yang terakhir yaitu, pekerjaan pembangunan Embung Tanjungwangi dengan kriteria keberhasilan meningkatnya ketersediaan air untuk menunjang produktivitas ekonomi dan domestik, serta penambahan volume ketersediaan air.
Embung terletak di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung dengan luas tangkapan air 1,82 hektare itu bermanfaat untuk menahan kelebihan air pada musim hujan dan untuk menjadi sumber irigasi pada musim kemarau. selain itu bisa menjadi wisata lokal kampung ikan.
“Kedepan kami berencana untuk memperluas embung di Desa Cipeujeuh,” tutur Dikky. (yan)