BANDUNG – Menyambut Iduladha, Rumah Zakat meluncurkan kampanye “Bersama Bahagia” dengan program Superqurban dan Desaku Berqurban. Hal tersebut disampaikan melalui konferensi pers yang dihadiri oleh Nur Efendi, CEO Rumah Zakat dan Adhin Abdul Hakim, relawan rumah zakat.
Menurut Nur Efendi, Rumah Zakat mengadakan program Superqurban dan Desaku Berqurban sebagai solusi beribadah tapi tetap aman di masa pandemi seperti saat ini.
Ia menuturkan, Superqurban hadir sebagai solusi atas keterbatasan aktivitas kerumunan di saat kurban. Mulai dari proses pemilihan hewan hingga distribusi, dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan.
“Berqurban sesuai dengan protokol kesehatan, tanpa menghadirkan kerumunan. Dari mulai pemilihan hewannya, pemotongannya, termasuk proses olahannya menjadi kornet atau rendang. Termasuk distribusinya,”paparnya.
Kemudian, penyaluran Superqurban rencananya untuk masyarakat yang terdampak pandemi. Lalu, ke titik-titik desa yang tidak atau minim mendapatkan daging kurban. Selain itu, juga ke daerah rawan pangan, serta daerah rawan bencana.
Superqurban bisa menjadi bagian ketahanan pangan karena daging olahan ini bisa tahan lebih dari tiga hari. Pengolahan membuat daging kurban bisa tahan lebih lama. Penyaluran bisa mencapai wilayah-wilayah terpencil, seperti daerah pelosok yang minim kurban.
Tahun ini, yayasan amal tersebut menargetkan agar Superqurban dan Desaku Berqurban mencapai 20 ribu pequrban dan penyaluran ke 1689 titik wilayah di 34 provinsi.
“Harapannya bisa jadi upaya memeratakan distribusi daging kurban dan berdampak pada ketahanan pangan di Indonesia,”pungkasnya.
Konferensi pers tersebut juga menghadirkan Adhin Abdul Hakim, relawan Rumah Zakat yang sempat turut berpartisipasi menyalurkan Superqurban ke daerah-daerah pelosok.
Adhin menceritakan, ia pernah melakukan penyaluran ke sebuah desa di Sulawesi yang aksesnya cukup sulit. Meskipun begitu, kesulitan yang ia lalui untuk sampai ke lokasi terbayar dengan sambutan kebahagiaan dan antusiasme penerima Superqurban.
